Program Sekolah Rakyat, inisiatif Presiden Prabowo Subianto, siap meluncur Juli mendatang. Lebih dari sekadar pendidikan gratis, program ini berambisi memutus siklus kemiskinan antar generasi.
Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menekankan pentingnya Sekolah Rakyat dalam membangun harapan bagi keluarga miskin. Program ini diharapkan menjadi kunci perubahan hidup bagi mereka.
Sekolah Rakyat: Harapan Baru Keluar dari Jerat Kemiskinan
Sekolah Rakyat dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem (desil 1 dan 2 DTSEN). Tujuan utamanya adalah memuliakan warga miskin dan memutus rantai kemiskinan.
Program ini bukan hanya menyediakan pendidikan gratis. Pemerintah juga akan memberdayakan orang tua siswa melalui program pemberdayaan lintas kementerian dan perbaikan rumah tidak layak huni.
Strategi Nasional Pengentasan Kemiskinan
Sekolah Rakyat merupakan bagian integral dari strategi nasional pengentasan kemiskinan Presiden Prabowo. Targetnya adalah kemiskinan ekstrem turun hingga nol persen pada 2026, dan angka kemiskinan nasional di bawah lima persen pada 2029.
Data DTSEN menjadi kunci keberhasilan program ini. Kemensos telah melakukan pengecekan lapangan (ground checking) melalui 34 ribu pendamping PKH untuk memastikan akurasi data.
Data Susenas 2021 menunjukkan bahwa 76 persen keluarga menganggap ekonomi sebagai penyebab anak putus sekolah. Data BPS 2024 juga menunjukkan bahwa 74,51 persen kepala rumah tangga miskin ekstrem hanya berpendidikan SD ke bawah.
Angka ini diperkuat data Indonesian Family Life Survey yang menunjukkan 64,46 persen anak dari keluarga miskin akan tetap miskin di masa depan. Sekolah Rakyat diharapkan dapat mengubah statistik tersebut.
Implementasi dan Target Sekolah Rakyat
Tahap awal, 100 Sekolah Rakyat akan beroperasi Juli ini, menampung 9.755 siswa dengan 1.554 guru dan 3.390 tenaga pendidik. Sekolah ini berkonsep asrama (boarding school).
Setiap sekolah minimal memiliki lahan 8,5 hektare, menyediakan pendidikan SD, SMP, dan SMA, serta fasilitas lengkap seperti ruang belajar, asrama, fasilitas olahraga, dan tempat ibadah.
Kurikulumnya terbagi dalam tiga tahap: persiapan (fisik, mental, akademik), akademik (intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler), dan penguatan karakter.
Selain 100 Sekolah Rakyat tahap awal, pemerintah juga memanfaatkan 122 Balai Latihan Kerja (BLK) dan 45 gedung pemerintah daerah untuk memperluas program. Target jangka panjang adalah menjangkau 500.000 anak dari keluarga miskin di 514 kabupaten/kota.
Presiden Prabowo menargetkan minimal 20.000 siswa dari keluarga miskin dan miskin ekstrem dapat terakomodasi dalam program ini.
Dengan komitmen pemerintah dan strategi yang terukur, Sekolah Rakyat memiliki potensi besar untuk menjadi solusi nyata dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas. Program ini merupakan bukti nyata dari upaya pemerintah untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.