Ketegangan antara Israel dan Iran terus meningkat, menimbulkan kekhawatiran global. Situasi ini juga berdampak pada Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kedua negara tersebut. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), menyatakan belum ada rencana evakuasi WNI di Iran dan Israel.
Kemenlu melaporkan terdapat sekitar 580 WNI di kedua negara tersebut. Sebanyak 386 WNI berada di Iran, sebagian besar mahasiswa dan pelajar yang menetap di Kota Qom. Sisanya, 194 WNI berada di Israel, banyak di antaranya mengikuti program magang pendidikan di kota Arafat, Israel Selatan.
Situasi WNI di Iran dan Israel
Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Judha Nugraha, memastikan hingga saat ini belum ada laporan WNI yang menjadi korban dalam konflik tersebut. Namun, beberapa WNI sempat terhambat perjalanannya karena penutupan wilayah udara di beberapa negara tersebut. KBRI Amman telah membantu memulangkan 42 WNI peziarah yang terdampar di Yerusalem melalui jalur darat ke Jordania.
Delapan jemaah haji WNI dari Inggris yang terdampar di Amman juga telah dibantu untuk kembali ke Inggris. Dua peziarah WNI di Kota Qom, Iran, yang awalnya dijadwalkan pulang melalui Bandara Internasional Teheran, juga telah dibantu KBRI Teheran untuk keluar melalui jalur darat menuju Pakistan.
Rencana Kontingensi dan Kesiapsiagaan Pemerintah
Meskipun belum ada evakuasi, Kemenlu dan KBRI Teheran telah menyiapkan rencana kontingensi sejak tahun lalu untuk mengantisipasi peningkatan eskalasi konflik. Rencana ini mencakup berbagai skenario, termasuk kemungkinan evakuasi darurat. Pemerintah terus memantau perkembangan situasi dengan ketat.
Sebagai langkah antisipasi, Kemenlu dan KBRI Teheran telah mengadakan town hall meeting virtual dengan WNI di Iran. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah menyampaikan langkah-langkah kontingensi yang telah disiapkan dan memberikan imbauan kepada WNI untuk tetap waspada dan menghindari aktivitas di luar rumah jika tidak perlu.
Imbauan kepada WNI
Pemerintah mengimbau WNI di Iran dan Israel untuk menghubungi hotline KBRI Amman dan KBRI Teheran jika menghadapi situasi darurat. WNI juga diminta untuk terus memantau perkembangan situasi dan mengikuti instruksi dari pihak berwenang. Evakuasi akan dilakukan jika status konflik meningkat menjadi siaga satu.
WNI yang berencana melakukan perjalanan ke Iran, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yaman disarankan untuk menunda perjalanan. WNI yang akan terbang melalui wilayah Timur Tengah juga disarankan untuk memeriksa jadwal penerbangan dengan maskapai terkait untuk mengantisipasi penutupan wilayah udara.
Perkembangan Terbaru dan Upaya KBRI Teheran
Duta Besar RI untuk Iran, Rolliansyah Soemirat, mengungkapkan bahwa staf KBRI Teheran terus memantau situasi WNI di berbagai kota di Iran. Namun, keterbatasan informasi akibat situasi yang kurang kondusif di lapangan membuat penyampaian informasi menjadi terbatas. KBRI Teheran terus berkoordinasi dengan Kemenlu untuk menyampaikan perkembangan terbaru.
Perlu ditekankan bahwa situasi di Timur Tengah sangat dinamis. Perkembangan konflik antara Israel dan Iran berpotensi memicu dampak yang luas, termasuk bagi keamanan dan keselamatan WNI di wilayah tersebut. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melindungi dan memastikan keselamatan warganya di luar negeri.
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan berbagai faktor lain seperti keamanan jalur evakuasi, ketersediaan transportasi, dan kerjasama dengan negara-negara lain dalam upaya pemulangan WNI. Proses evakuasi akan menjadi operasi yang kompleks dan membutuhkan perencanaan yang matang dan koordinasi yang baik antar instansi.
Semoga situasi di Timur Tengah segera mereda dan keselamatan WNI tetap terjaga. Pemerintah Indonesia terus berupaya maksimal untuk memberikan perlindungan dan dukungan bagi WNI di luar negeri, termasuk dalam situasi krisis seperti ini.