Ancaman Bom, Pesawat Saudi Airlines Mendarat Darurat di KNIA Angkut Jemaah Haji

Playmaker

Sebuah pesawat Saudi Airlines dengan nomor penerbangan SVA5276 melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Medan, pada Selasa, 17 Juni 2025. Kejadian ini melibatkan 442 penumpang dan 18 awak kabin yang tengah dalam perjalanan dari Jeddah menuju Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta.

Pendaratan darurat ini dipicu oleh ancaman bom yang diterima melalui surel. Ancaman tersebut berisi konten ideologis yang mengarah pada tindakan teror, menyebutkan penggunaan alat peledak improvisasi (IED), dan melibatkan aktor dari luar negeri. Pihak Bandara Jeddah dan customer care Injourney Airport menerima ancaman tersebut sekitar pukul 07.50 WIB.

Penumpang yang terdiri dari 207 laki-laki dan 235 perempuan merupakan jamaah haji asal Jakarta dan Depok. Setelah menerima ancaman, Bandara Kualanamu menerima notifikasi dari Bandara Jakarta sekitar pukul 10.15 WIB untuk bersiap menghadapi kemungkinan pendaratan darurat.

Kronologi Kejadian

Komunikasi antara Air Traffic Controller (ATC) dan pilot Saudi Airlines terjadi pada pukul 10.23 WIB. Pesawat berhasil melakukan pendaratan darurat di landasan pacu Bandara Kualanamu pada pukul 10.43 WIB dan langsung diarahkan ke area isolasi A5.

Seluruh penumpang dievakuasi ke ruang tunggu internasional. Proses evakuasi dilakukan dengan tertib dan aman, berkat kerjasama antara petugas bandara, pihak kepolisian, dan tim keamanan lainnya. Proses pemeriksaan terhadap pesawat masih berlangsung setelah pendaratan darurat.

Tim penjinak bom dari Brimob dan tim keamanan lainnya langsung melakukan penyisiran menyeluruh terhadap pesawat untuk memastikan tidak ada ancaman bom. Proses ini memakan waktu beberapa jam, dengan prioritas utama keamanan penumpang dan petugas bandara.

Respons Pihak Berwenang

PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) menyatakan bahwa mereka telah mengikuti prosedur kontingensi dalam menangani ancaman keamanan dan keselamatan penerbangan. Bandara Kualanamu, sebagai bandara terdekat, dipilih sebagai lokasi pendaratan darurat.

Baik Bandara Soekarno-Hatta maupun Bandara Kualanamu mengaktifkan Emergency Operation Center (EOC) yang melibatkan Komite Keamanan Bandar Udara (Airport Security Committee). Tujuannya untuk memastikan rencana darurat bandara berjalan lancar dan sesuai prosedur.

Polda Sumut juga membenarkan informasi tersebut dan menegaskan bahwa pengamanan masih berlangsung. Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Ferry Walintukan, menyatakan bahwa ancaman diterima pilot saat pesawat sudah di udara.

Investigasi dan Tindak Lanjut

Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh tim penjinak bom, tidak ditemukan bahan peledak di dalam pesawat. Ancaman bom yang dikirim melalui email tersebut sedang diselidiki lebih lanjut oleh pihak berwajib untuk mengidentifikasi pelaku dan motif di balik ancaman tersebut.

Kejadian ini menimbulkan kepanikan sesaat namun berkat respon cepat dan terkoordinasi dari berbagai pihak, situasi dapat dikendalikan dengan baik. Hal ini menunjukan pentingnya kesiapan dan koordinasi dalam menghadapi situasi darurat di bandara.

Setelah dinyatakan aman, pesawat Saudi Airlines melanjutkan penerbangannya ke Jakarta pada hari berikutnya. Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi peningkatan keamanan penerbangan dan penanganan ancaman terorisme di Indonesia.

Analisis Keamanan Penerbangan

Pentingnya Sistem Keamanan yang Komprehensif

Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem keamanan penerbangan yang komprehensif dan responsif. Sistem ini harus mencakup deteksi dini ancaman, prosedur penanganan darurat yang terlatih, dan koordinasi antar lembaga yang efektif.

Peran Teknologi dalam Pencegahan Terorisme

Teknologi berperan penting dalam meningkatkan keamanan penerbangan. Sistem deteksi logam, pemindaian bagasi, dan analisis data intelijen dapat membantu mencegah ancaman sebelum terjadi. Peningkatan keamanan siber juga krusial untuk mencegah ancaman melalui jalur digital.

Kerjasama Antar Lembaga

Kerjasama yang erat antar lembaga terkait, seperti otoritas bandara, kepolisian, dan intelijen, sangat penting dalam menangani ancaman keamanan penerbangan. Koordinasi yang efektif dapat memastikan respons yang cepat dan terpadu dalam menghadapi situasi darurat.

Kesimpulan

Insiden pendaratan darurat Saudi Airlines di Kualanamu akibat ancaman bom menyoroti pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman terorisme. Kejadian ini juga menunjukkan pentingnya kerja sama yang efektif antar lembaga dan penggunaan teknologi untuk meningkatkan keamanan penerbangan di Indonesia.

Popular Post

Gaya Hidup

AI: Revolusi Bisnis, Ancaman Pekerjaan atau Peluang Baru?

Kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi sorotan, tak hanya di perusahaan besar, namun juga usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. ...

Eksbis

Bantuan Beras 10 Kg: Mentan Pastikan Petani Terlindungi

Pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras 10 kilogram kepada masyarakat selama dua bulan, Juni dan Juli. Total beras yang disalurkan ...

Teknologi

Meta Pacu AI: Energi Nuklir Pasok Pusat Data Raksasa

Meta, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, terus berkomitmen untuk beralih ke energi bersih dalam menjalankan pusat data globalnya. ...

Olahraga

Timnas Voli Senior Indonesia Siap Ramaikan SEA V League 2025

Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) telah memastikan komposisi tim untuk SEA V League 2025. Setelah sebelumnya menurunkan ...

Eksbis

Diskon Tol 20%: Jadwal & Ruas Jalan Bebas Macet Juni-Juli

Pemerintah melalui Jasa Marga dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya memberikan kabar gembira bagi para pengguna jalan tol di ...

Gaya Hidup

Kebudayaan Indonesia: Kolaborasi Majukan Warisan Bangsa Kita Bersama

Pemajuan kebudayaan di Indonesia menjadi fokus utama pemerintah. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah dan seluruh ...