Konflik 12 hari antara Iran dan Israel berakhir dengan gencatan senjata. Peristiwa ini menandai berakhirnya pertempuran yang menegangkan di kawasan Timur Tengah.
Terungkap peran penting Amerika Serikat dan Prancis dalam memfasilitasi perundingan menuju gencatan senjata tersebut. Proses negosiasi yang intensif melibatkan berbagai pihak, termasuk Qatar dan Oman.
Peran AS dan Prancis dalam Mendorong Gencatan Senjata
Sebuah sumber diplomatik Prancis mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menghubungi Menlu Prancis, Jean-Noel Barrot, pada Senin malam sebelum gencatan senjata diumumkan.
Rubio menyampaikan keinginan AS untuk gencatan senjata, dengan syarat tidak ada aksi balasan dari Iran. Permintaan ini kemudian disampaikan oleh Menlu Prancis kepada Menlu Iran, Abbas Araghchi.
Araghchi merespon dengan menyatakan kesediaan Iran untuk melanjutkan negosiasi program nuklir, termasuk dengan Prancis, Inggris, dan Jerman. Hal ini menjadi salah satu poin kunci menuju kesepakatan gencatan senjata.
Mediasi Qatar dan Negara Teluk Lainnya
Selain peran AS dan Prancis, Qatar dan negara-negara Teluk lainnya, termasuk Oman, juga turut berperan dalam mendorong solusi diplomatik.
Sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut menyebutkan Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, berhasil membujuk Iran untuk menerima gencatan senjata yang diusulkan AS.
Keberhasilan mediasi ini menunjukkan pentingnya peran diplomasi regional dalam meredakan konflik di Timur Tengah. Upaya bersama ini menjadi faktor penting tercapainya gencatan senjata.
Pengumuman Gencatan Senjata dan Reaksi Pihak yang Bertikai
Pemerintah Israel pada Selasa, 24 Juni 2025, menyatakan telah menyetujui deklarasi gencatan senjata yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.
Israel menambahkan bahwa mereka telah mencapai semua tujuan mereka dalam konflik 12 hari tersebut. Pernyataan ini menandai berakhirnya pertempuran dari sisi Israel.
Di sisi lain, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, pada Rabu, 25 Juni 2025, secara resmi mengumumkan berakhirnya perang 12 hari tersebut dalam pidato yang disiarkan oleh kantor berita resmi Iran, IRNA.
Pezeshkian menekankan perlawanan heroik rakyat Iran sebagai faktor kunci terciptanya gencatan senjata. Ia menyebut perang tersebut sebagai “perang 12 hari yang dipaksakan oleh petualangan dan provokasi Israel”.
Gencatan senjata ini menandai babak baru dalam hubungan Iran dan Israel yang selama ini tegang. Meskipun gencatan senjata telah tercapai, tantangan untuk membangun perdamaian jangka panjang masih tetap ada. Perlu komitmen dan upaya bersama dari semua pihak untuk menjaga stabilitas di kawasan tersebut dan mencegah eskalasi konflik di masa mendatang. Peran diplomasi dan negosiasi akan terus menjadi kunci dalam menyelesaikan perselisihan antara kedua negara.