Kebakaran hebat melanda Terminal Mobil Barang (TMB) Rawa Buaya, Jakarta Barat, pada Selasa, 10 Juni 2025. Insiden ini menghanguskan puluhan bangkai bus Transjakarta. Namun, kejadian ini ternyata tidak melibatkan aset milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau PT Transportasi Jakarta. Fakta-fakta di balik peristiwa ini perlu diungkap secara detail untuk memahami kronologi dan dampaknya.
Informasi awal menyebutkan 20 unit bus yang terbakar. Namun, investigasi lebih lanjut mengungkapkan jumlah yang lebih besar. Penyelidikan pun segera dilakukan untuk mengungkap penyebab kebakaran dan pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Status Kepemilikan Bus yang Terbakar
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menegaskan bahwa bus-bus yang terbakar bukanlah milik Pemprov DKI Jakarta maupun PT Transportasi Jakarta.
Kepemilikan 104 unit bus eks Transjakarta di area Pool Rawa Buaya, termasuk yang terbakar, telah berpindah tangan. Hal ini dikarenakan proses lelang yang telah dilakukan oleh Badan Pengelola Aset Daerah (BPAD) DKI Jakarta.
Bus-bus tersebut sudah tidak layak operasi karena faktor usia dan kondisi yang memburuk. Proses lelang bertujuan untuk mengelola aset yang tidak terpakai secara efisien.
Kronologi dan Penyebab Kebakaran
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat menyatakan bahwa kebakaran berawal dari percikan api akibat pengelasan. Percikan api tersebut kemudian menjalar dengan cepat ke bangkai bus yang mudah terbakar.
Sebanyak 50 unit bangkai bus Transjakarta terbakar dalam peristiwa ini, jumlah yang lebih besar daripada laporan awal. Tim pemadam kebakaran mengerahkan 18 unit untuk menjinakkan api.
Beruntung, tidak ada korban jiwa atau luka-luka dalam peristiwa ini. Kecepatan respon tim pemadam kebakaran berhasil mencegah meluasnya kebakaran dan kerugian lebih besar.
Dampak dan Langkah Antisipasi Ke Depan
Kebakaran ini menimbulkan kerugian materiil yang cukup signifikan. Nilai kerugian masih dalam proses penghitungan, namun jelas merupakan kerugian bagi pemilik baru armada bus tersebut.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya pengawasan dan pengelolaan aset yang telah dilelang. Prosedur keamanan dan keselamatan di area penyimpanan aset bekas pakai perlu diperketat.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses lelang dan pengelolaan aset-aset bekas pakai. Hal ini penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan keamanan serta keselamatan publik.
Selain itu, perlu adanya standar operasional prosedur (SOP) yang lebih ketat terkait kegiatan pengelasan di area penyimpanan barang yang mudah terbakar. Peraturan ini harus diimplementasikan dan diawasi secara serius oleh pihak terkait.
Kejadian kebakaran ini menyoroti pentingnya manajemen risiko yang efektif dalam pengelolaan aset-aset pemerintah. Dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan, diharapkan kejadian serupa dapat dicegah di masa depan.
Kesimpulannya, kebakaran di TMB Rawa Buaya menjadi pembelajaran penting tentang pengelolaan aset dan pentingnya penerapan standar keselamatan yang ketat. Langkah-langkah preventif dan evaluasi menyeluruh diperlukan untuk mencegah kejadian serupa dan melindungi aset serta nyawa manusia.
