Demi Keselamatan Jemaah, Program Tanazul Haji 2025 Resmi Dibatalkan

Playmaker

Pemerintah Arab Saudi resmi menunda pelaksanaan Program Tanazul untuk jemaah haji Indonesia pada musim haji 1446 H/2025 M. Keputusan ini diambil setelah dilakukan evaluasi menyeluruh bersama otoritas penyelenggara haji Indonesia. Prioritas utama adalah keselamatan dan kenyamanan seluruh jemaah.

Program Tanazul awalnya dirancang untuk mempercepat kepulangan jemaah dari Mina ke Makkah, terutama bagi lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya. Namun, karena pertimbangan teknis dan belum siapnya layanan di lapangan, program ini ditunda hingga musim haji mendatang.

Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, menjelaskan penundaan ini di Makkah pada Selasa, 3 Juni 2025. Pihak Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi memutuskan untuk menunda Tanazul agar persiapannya lebih matang.

Meskipun penundaan ini mungkin menimbulkan ketidaknyamanan, Muchlis menekankan bahwa ini adalah langkah terbaik untuk menjamin keselamatan seluruh jemaah. PPIH Arab Saudi akan fokus pada persiapan yang lebih optimal di tahun-tahun mendatang.

Dampak Penundaan Program Tanazul

Dengan penundaan Program Tanazul, jemaah haji Indonesia akan tetap menjalankan seluruh rangkaian ibadah di Mina, termasuk mabit dan melontar jumrah, sebelum kembali ke Makkah sesuai jadwal. Namun, jemaah yang ingin kembali lebih cepat masih bisa melakukan Tanazul secara mandiri.

Untuk melakukan Tanazul mandiri, jemaah perlu berkoordinasi dengan syarikah masing-masing, terutama terkait penyediaan konsumsi dan transportasi. Hal ini membutuhkan perencanaan dan koordinasi yang cermat dari pihak jemaah.

Pemberangkatan Jemaah Berbasis Syarikah dan Hotel

Puncak haji 1446 H dimulai pada 4 Juni 2025, ditandai dengan keberangkatan jemaah dari Makkah ke Arafah. PPIH Arab Saudi, syarikah, dan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi sepakat untuk melakukan pemberangkatan jemaah berdasarkan syarikah, markaz, dan hotel tempat menginap.

Kesepakatan ini juga telah diputuskan dalam Rapat Kerja Tim Pengawas Haji (Timwas) Republik Indonesia bersama Menteri Agama dan Kepala Badan Penyelenggara Haji RI pada 2 Juni 2025. Sistem ini bertujuan untuk memastikan efisiensi dan tertibnya proses pemberangkatan.

Meskipun terdapat jemaah dari syarikah dan/atau markaz berbeda dalam satu hotel, syarikah tetap bertanggung jawab untuk memberangkatkan seluruh jemaah tanpa diskriminasi. Hal ini menjadi poin penting dalam memastikan semua jemaah mendapatkan pelayanan yang sama.

Penggabungan Pasangan Jemaah yang Terpisah

PPIH Arab Saudi telah menerbitkan Edaran Nomor 059/PPIH-AS/5/2025 pada 17 Mei 2025 terkait penggabungan pasangan jemaah yang terpisah. Edaran ini mencakup pasangan suami-istri, anak-orang tua, serta lansia/disabilitas dan pendampingnya.

Jemaah yang terpisah dapat memilih satu hotel pasangannya dengan mempertimbangkan kapasitas hotel dan melapor kepada petugas kloter dan sektor. Informasi ini selanjutnya akan dikoordinasikan dengan syarikah terkait untuk memastikan proses penggabungan berjalan lancar.

Pemberangkatan ke Arafah dilakukan bersama-sama dalam satu rombongan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kekompakan dan kemudahan dalam pengawasan selama perjalanan.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Muchlis M Hanafi meminta agar seluruh petugas dan mitra layanan mematuhi edaran pembatalan Program Tanazul dan pengaturan pergerakan jemaah. Kepatuhan ini penting untuk menjaga keselamatan, kenyamanan, dan kekhusyukan ibadah jemaah haji Indonesia.

Ke depan, persiapan yang lebih matang dan komprehensif diperlukan untuk menangani berbagai kemungkinan masalah dan memastikan kelancaran penyelenggaraan ibadah haji. Evaluasi menyeluruh terhadap seluruh aspek penyelenggaraan haji sangatlah penting.

Informasi mengenai jumlah jemaah haji Indonesia, jumlah petugas haji, dan anggaran yang dialokasikan untuk haji 2025 juga perlu disampaikan secara transparan. Transparansi ini akan membangun kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan haji.

Selain itu, peningkatan koordinasi antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Arab Saudi sangat penting untuk memastikan keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji setiap tahunnya. Kerjasama yang erat ini akan memastikan keselamatan dan kenyamanan jemaah.

Terakhir, peningkatan layanan kesehatan bagi jemaah haji juga perlu menjadi prioritas. Hal ini meliputi penyediaan tenaga medis yang cukup, fasilitas kesehatan yang memadai, dan akses yang mudah bagi jemaah yang membutuhkan perawatan medis.

Tag

  • badan penyelenggara haji indonesia
  • Tanazul
  • Menteri Agama
  • haji
  • Timwas haji
  • Editor: Burhanudin Ghafar Rahman

    Popular Post

    Gaya Hidup

    AI: Revolusi Bisnis, Ancaman Pekerjaan atau Peluang Baru?

    Kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi sorotan, tak hanya di perusahaan besar, namun juga usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. ...

    Eksbis

    Bantuan Beras 10 Kg: Mentan Pastikan Petani Terlindungi

    Pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras 10 kilogram kepada masyarakat selama dua bulan, Juni dan Juli. Total beras yang disalurkan ...

    Olahraga

    Timnas Voli Senior Indonesia Siap Ramaikan SEA V League 2025

    Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) telah memastikan komposisi tim untuk SEA V League 2025. Setelah sebelumnya menurunkan ...

    Teknologi

    Meta Pacu AI: Energi Nuklir Pasok Pusat Data Raksasa

    Meta, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, terus berkomitmen untuk beralih ke energi bersih dalam menjalankan pusat data globalnya. ...

    Eksbis

    Diskon Tol 20%: Jadwal & Ruas Jalan Bebas Macet Juni-Juli

    Pemerintah melalui Jasa Marga dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya memberikan kabar gembira bagi para pengguna jalan tol di ...

    Gaya Hidup

    Kebudayaan Indonesia: Kolaborasi Majukan Warisan Bangsa Kita Bersama

    Pemajuan kebudayaan di Indonesia menjadi fokus utama pemerintah. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah dan seluruh ...