Drama Evakuasi Warga Brasil di Jurang Gunung Rinjani: Kisah Nyata

Playmaker

Drama Evakuasi Warga Brasil di Jurang Gunung Rinjani: Kisah Nyata
Sumber: Detik.com

Tragedi jatuhnya Juliana Marins, turis Brasil berusia 27 tahun ke jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah menyita perhatian publik, khususnya di Brasil. Kejadian ini juga menjadi sorotan Komisi V DPR RI yang berencana memanggil Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk menjelaskan proses evakuasi yang memakan waktu berhari-hari.

Juliana jatuh ke jurang sedalam ratusan meter pada Sabtu (21/6) dan ditemukan meninggal dunia pada Selasa (24/6) malam. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan kecepatan respon evakuasi Basarnas.

Sorotan Senayan: Mencari Jawaban atas Lambatnya Evakuasi Juliana Marins

Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Syaiful Huda, menyatakan Komisi V akan memanggil Basarnas untuk mengklarifikasi proses evakuasi Juliana. Pemanggilan ini bertujuan untuk memahami penyebab keterlambatan evakuasi.

Syaiful ingin mengetahui secara detail kendala yang dihadapi tim SAR. Beberapa kemungkinan penyebab yang akan dipertanyakan meliputi kendala pengambilan keputusan, keterbatasan sumber daya manusia, kekurangan peralatan, kondisi cuaca buruk, dan kesulitan medan.

Komisi V juga akan menyelidiki apakah keterbatasan anggaran Basarnas, yang mencapai sekitar Rp 1,01 triliun, turut berpengaruh pada kecepatan dan efektivitas operasi penyelamatan. Anggaran yang terbatas ini perlu ditelusuri lebih lanjut kaitannya dengan kualitas pencarian dan penyelamatan.

Tim SAR Berjuang Maksimal di Tengah Keterbatasan

Meskipun akan melakukan investigasi, Syaiful Huda menegaskan keyakinannya bahwa tim SAR telah bekerja keras untuk menyelamatkan Juliana. Upaya maksimal telah dilakukan dalam kondisi yang sulit.

Menurut keterangan resmi pemerintah, tim evakuasi telah diturunkan segera setelah menerima laporan pada Sabtu pagi. Namun, tim awalnya tidak menemukan Juliana di kedalaman 200 meter karena diduga terperosok lebih dalam.

Pencarian dan evakuasi terhambat oleh kondisi geografis yang curam dan kabut tebal. Jenazah Juliana akhirnya ditemukan dan dievakuasi pada Selasa (24/6) malam. Kekecewaan netizen Brasil dinilai wajar mengingat kondisi Juliana yang masih relatif baik sesaat setelah jatuh.

Jika proses penyelamatan lebih cepat, peluang hidup Juliana akan lebih besar. Hal ini menjadi salah satu poin penting yang akan dikaji dalam pemanggilan Basarnas.

Kemampuan SAR: Wajah Negara di Mata Internasional

Syaiful Huda menekankan pentingnya peran Badan SAR sebagai representasi kesigapan negara dalam melindungi warganya, terutama di mata internasional. Di negara-negara maju, Badan SAR memiliki standar yang tinggi dan dipersiapkan secara matang.

Anggota Komisi V DPR RI lainnya, Adian Napitupulu, menambahkan bahwa kejadian serupa tidak boleh terulang. Kendala medan yang berat di Gunung Rinjani memang menjadi tantangan, namun negara harus mampu mengatasi hal tersebut.

Adian menegaskan bahwa keterbatasan bukan alasan bagi negara untuk gagal dalam menjalankan tugasnya. Negara harus mampu melindungi warganya terlepas dari berbagai kendala yang ada.

Kendala Cuaca Menghambat Evakuasi Jenazah

Evakuasi jenazah Juliana dilakukan oleh tim gabungan Basarnas, BPBD, TNI, dan Polri pada pukul 13.51 Wita. Proses evakuasi sempat terhambat karena cuaca buruk.

Kondisi mendung dan hujan ringan di wilayah Sembalun membuat helikopter Basarnas kesulitan menjangkau lokasi evakuasi. Kepala Balai TNGR, Yarman Wasur, membenarkan hal ini. Helikopter sudah berada di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tetapi tidak bisa mencapai lokasi karena kabut dan medan yang sulit.

Juliana ditemukan meninggal dunia di jurang sedalam 600 meter. Kejadian ini menjadi pembelajaran berharga bagi peningkatan kapasitas dan kesiapsiagaan Basarnas dalam menghadapi tantangan evakuasi di wilayah terpencil dan bermedan berat.

Peristiwa ini diharapkan menjadi momentum perbaikan sistem evakuasi di Indonesia. Evaluasi menyeluruh perlu dilakukan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali dan meningkatkan kemampuan Basarnas dalam merespon kejadian darurat di masa mendatang. Kesiapsiagaan dan kemampuan Basarnas menjadi penting mengingat pariwisata Indonesia terus berkembang dan melibatkan banyak wisatawan asing.

Popular Post

Gaya Hidup

AI: Revolusi Bisnis, Ancaman Pekerjaan atau Peluang Baru?

Kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi sorotan, tak hanya di perusahaan besar, namun juga usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. ...

Olahraga

Timnas Voli Senior Indonesia Siap Ramaikan SEA V League 2025

Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) telah memastikan komposisi tim untuk SEA V League 2025. Setelah sebelumnya menurunkan ...

Teknologi

Meta Pacu AI: Energi Nuklir Pasok Pusat Data Raksasa

Meta, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, terus berkomitmen untuk beralih ke energi bersih dalam menjalankan pusat data globalnya. ...

Eksbis

Bantuan Beras 10 Kg: Mentan Pastikan Petani Terlindungi

Pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras 10 kilogram kepada masyarakat selama dua bulan, Juni dan Juli. Total beras yang disalurkan ...

Eksbis

Diskon Tol 20%: Jadwal & Ruas Jalan Bebas Macet Juni-Juli

Pemerintah melalui Jasa Marga dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya memberikan kabar gembira bagi para pengguna jalan tol di ...

Berita

Indonesia-Bangladesh: Kerja Sama Ekonomi, Energi & Pertahanan Terkuat

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Bangladesh. Kunjungan tersebut bertujuan untuk ...