Bank Dunia memproyeksikan perlambatan ekonomi global menjadi 2,3 persen pada tahun 2025. Ini merupakan penurunan signifikan dan berdampak luas, terutama pada negara berkembang yang diperkirakan mengalami rata-rata perlambatan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,8 persen. Indonesia pun termasuk dalam kelompok negara yang terdampak.
Proyeksi ini menimbulkan kekhawatiran mengingat target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup ambisius. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, angka yang cukup menantang di tengah perlambatan global ini. Strategi yang tepat dan terukur sangat diperlukan untuk mencapai target tersebut.
Tantangan Mencapai Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Aviliani, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kamar Dagang Indonesia (Kadin), menilai paket stimulus pemerintah yang diberikan pada Juni-Juli mungkin cukup untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5 persen. Namun, untuk mencapai target 8 persen, peningkatan investasi hingga tiga kali lipat diperlukan.
Menurutnya, fokus pemerintah dalam memberikan stimulus ekonomi masih belum jelas. Prioritas pembangunan yang tepat perlu ditetapkan agar menghasilkan efek pengganda (multiplier effect) yang signifikan, baik terhadap total investasi dan hasil, maupun terhadap penciptaan lapangan kerja.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa pemerataan ekonomi hanya akan menjadi angka semata. Pemerataan ekonomi menjadi kunci keberhasilan pembangunan, sehingga peningkatan pendapatan masyarakat dapat dirasakan secara merata. Prioritas pada peningkatan kesejahteraan rakyat menjadi hal yang krusial.
Dampak Perlambatan Ekonomi Global
Perlambatan ekonomi global bukan hanya dialami oleh negara-negara berkembang (emerging market). Ketidakpastian kebijakan global, terutama yang terkait dengan kebijakan ekonomi internasional, telah membuat investor cenderung wait and see.
Meskipun ketidakpastian ini masih ada, Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan momentum ini. Banyak investor tertarik berinvestasi di Indonesia, namun pemerintah dan pemangku kepentingan perlu memiliki arah yang jelas dan terukur dalam mendorong investasi.
Pemerintah perlu memberikan kepastian kebijakan yang konsisten dan berkelanjutan untuk menarik investasi. Sebagai contoh, program makan bergizi gratis (MBG) dapat dimaksimalkan untuk menarik investor di sektor pangan, khususnya industri susu. Kepastian berkelanjutan program ini akan memberikan kepastian pasar bagi investor.
Solusi dan Rekomendasi Bank Dunia
Bank Dunia menyoroti bahwa ketegangan perdagangan dan ketidakpastian kebijakan menekan pertumbuhan ekonomi global hingga ke level terendah sejak 2008 (di luar masa resesi global). Bahkan, negara berkembang di luar Asia dikhawatirkan akan memasuki zona tanpa pembangunan.
Untuk mengatasi hal ini, Bank Dunia menyarankan agar negara berkembang melakukan beberapa hal. Diantaranya, melakukan liberalisasi secara lebih luas, menjalin kemitraan perdagangan dan investasi strategis dengan negara lain, dan melakukan diversifikasi perdagangan melalui perjanjian regional.
Saran ini relevan dengan situasi Indonesia. Pemerintah perlu memperkuat kerjasama ekonomi internasional, mencari pasar alternatif untuk produk ekspor, dan meningkatkan daya saing ekonomi dalam negeri agar mampu bertahan dan berkembang di tengah perlambatan ekonomi global. Diversifikasi ekonomi juga penting dilakukan agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada satu sektor saja.
Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah perlambatan ekonomi global merupakan tantangan besar namun bukan hal yang mustahil. Dengan strategi yang tepat, fokus pada multiplier effect, serta pemerataan ekonomi, Indonesia dapat melewati tantangan ini dan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius. Kerjasama yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut.
Perlu diingat, keberhasilan strategi ini sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan memberikan kepastian kebijakan. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan ekonomi juga sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor baik domestik maupun asing.