Penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 2025 secara umum berjalan baik dan sukses. Meskipun demikian, beberapa catatan penting perlu menjadi perhatian untuk perbaikan di masa mendatang, terutama terkait sistem multi syarikah yang baru diterapkan.
Menteri Agama, Nasruddin Umar, menyatakan bahwa penyelenggaraan haji tahun 2025 cukup baik. Namun, Direktur Eksekutif Jaringan Muslim Madani (JMM), Syukron Jamal, memberikan pandangan yang lebih rinci. Ia mengakui keberhasilan penyelenggaraan haji di tengah berbagai tantangan.
Tantangan tersebut meliputi perubahan sistem multi syarikah, efisiensi anggaran, keterbatasan petugas, dan transisi pengelolaan haji dari Kementerian Agama ke BP Haji. Semua ini berdampak pada pelayanan jemaah, khususnya dalam hal pemberangkatan, pemondokan, dan penempatan selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Tantangan dan Pencapaian Penyelenggaraan Haji 2025
Syukron memuji ketanggapan Menag dalam mengatasi berbagai kendala. Namun, beberapa permasalahan tetap perlu dicatat sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan di masa depan. Meskipun demikian, masalah-masalah tersebut pada dasarnya telah ditangani, meskipun mungkin belum sempurna.
Salah satu tantangan signifikan adalah kebijakan pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Pengetatan penerbitan visa untuk mencegah haji ilegal dan persyaratan kesehatan yang lebih ketat, misalnya, membutuhkan penyesuaian dan pemahaman publik yang lebih baik dalam menilai kinerja penyelenggaraan haji 2025.
Menag dinilai telah bersikap bijak dalam menghadapi perubahan kebijakan Arab Saudi, menyesuaikan diri tanpa mengorbankan pelayanan jemaah. Namun, perlu penguatan diplomasi haji di masa depan untuk memastikan kenyamanan ibadah jemaah.
Perbaikan Koordinasi Antar Lembaga
Syukron juga menyoroti kurangnya kekompakan antar instansi pemerintah dalam mensukseskan haji 2025. Ada kesan perebutan peran yang justru menghambat kinerja Kementerian Agama sebagai leading sektor. Hal ini perlu dibenahi agar tercipta sinergi yang lebih kuat.
Beberapa pihak yang terlibat dari luar Kementerian Agama terkesan hanya bertindak sebagai pengawas, bukan sebagai bagian dari sistem pendukung yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ini membutuhkan evaluasi mendalam dan perubahan pola koordinasi untuk penyelenggaraan haji tahun-tahun berikutnya.
Kesimpulannya, penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025 dinilai cukup baik, namun perlu perbaikan dan penyesuaian. Apresiasi diberikan kepada Menag dan jajarannya, serta para petugas haji. Namun, perbaikan koordinasi antar lembaga dan penguatan diplomasi haji dengan Arab Saudi sangat penting untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji di masa depan. Hal ini penting untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran ibadah para jemaah haji Indonesia.
Rekomendasi untuk Penyelenggaraan Haji di Masa Mendatang
Dengan melakukan perbaikan-perbaikan ini, diharapkan penyelenggaraan ibadah haji di masa mendatang akan lebih baik dan mampu memberikan pelayanan optimal bagi seluruh jemaah haji Indonesia.
Syukron juga menekankan pentingnya sikap bijak dan objektif dalam menilai kinerja penyelenggaraan haji 2025. Tidak hanya melihat kekurangan, tapi juga mengakui pencapaian dan keberhasilan yang telah diraih.