Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyerukan pengurangan sampah plastik dalam perayaan Idul Adha 1446 Hijriah yang jatuh pada Juni 2025. Seruan ini disampaikan melalui Surat Edaran Nomor 04 Tahun 2025 dan bertujuan untuk menciptakan perayaan Idul Adha yang lebih ramah lingkungan.
Potensi peningkatan sampah plastik selama proses pembagian daging kurban menjadi perhatian utama. Menteri LH melihat Idul Adha sebagai momen tepat untuk memulai kebiasaan hidup minim sampah, sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia “Mengakhiri Polusi Plastik”.
Hanif Faisol menekankan pentingnya mengganti kantong plastik dengan alternatif ramah lingkungan. Bahan alami seperti daun pisang, besek bambu, atau wadah pribadi sangat dianjurkan. Masyarakat juga didorong untuk memanfaatkan bahan-bahan berbasis kearifan lokal masing-masing daerah.
Penggunaan Daun Dirik Sebagai Alternatif Ramah Lingkungan
Salah satu contoh nyata inisiatif ramah lingkungan dalam perayaan Idul Adha adalah program “Kurban Asik Tanpa Sampah Plastik” dari Dompet Dhuafa Volunteer (DDV) Riau. Program ini telah berjalan sejak 2021 dan pada tahun 2025 dilaksanakan di 18 titik di Indonesia.
Di Riau, program ini fokus di Dusun Pebidaian dan Dusun Nunusan, Desa Rantau Langsat. Lokasi ini berada di kawasan Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, dihuni oleh masyarakat adat Suku Melayu Tua dan Suku Talang Mamak yang memiliki kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam.
Masyarakat setempat memanfaatkan daun dirik, sejenis daun lokal, untuk membungkus daging kurban. Praktik “mengibat” ini merupakan tradisi yang telah lama ada dan mendapat apresiasi tinggi karena mengurangi sampah plastik sekaligus melestarikan budaya.
Hendri, salah satu penerima manfaat program, mengungkapkan rasa terima kasihnya. Ia merasa bangga karena program ini mengangkat kembali budaya asli masyarakat yang ramah lingkungan. Penggunaan daun dirik menunjukkan kepedulian terhadap alam dan prinsip keberlanjutan.
Dukungan dan Harapan Terhadap Program Ramah Lingkungan
Koordinator DDV Riau, Nurul, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengangkat budaya lokal. Masyarakat setempat dinilai telah berperan aktif menjaga hutan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak.
Melalui program ini, DDV Riau berharap perayaan Idul Adha tidak hanya membawa berkah bagi sesama tetapi juga bagi kelestarian lingkungan. Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam upaya mengurangi sampah plastik.
Dampak Positif Program Kurban Asik Tanpa Sampah Plastik
Program ini tidak hanya berhasil mengurangi sampah plastik, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi positif. Masyarakat lokal yang terlibat dalam proses pengadaan dan penggunaan daun dirik mendapatkan penghasilan tambahan. Hal ini memperkuat ekonomi lokal dan mendorong pemberdayaan masyarakat.
Selain itu, program ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, program ini berdampak lebih efektif dalam menanamkan nilai-nilai ramah lingkungan.
Solusi Alternatif Selain Daun Dirik
Meskipun daun dirik menjadi solusi yang tepat di daerah tersebut, ada banyak alternatif lain yang dapat digunakan di berbagai daerah. Penggunaan besek bambu yang dapat digunakan berulang kali menjadi pilihan yang sangat baik.
Wadah makan pribadi yang dapat dibawa dari rumah juga dapat mengurangi sampah plastik. Kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan material daur ulang juga perlu didukung dan dikembangkan.
Pemerintah daerah juga memiliki peran penting dalam mendukung program-program ramah lingkungan ini. Pemberian edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, serta menyediakan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, sangat krusial.
Kesimpulannya, perayaan Idul Adha tanpa sampah plastik merupakan langkah penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Inisiatif seperti program DDV Riau menunjukkan bahwa dengan kerjasama dan kreativitas, kita dapat merayakan hari raya dengan tetap menjaga kelestarian alam.