Puncak ibadah haji tahun 2025 tinggal menghitung hari. Jemaah haji Indonesia akan segera diberangkatkan menuju Arafah pada 8 Zulhijjah atau bertepatan dengan tanggal 4 Juni 2025. Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya keras melakukan konsolidasi data dan mempersiapkan skema terbaik untuk memastikan seluruh jemaah sampai ke Arafah dengan aman dan lancar.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menegaskan komitmen Kemenag dalam memastikan keberangkatan jemaah ke Arafah. Pihaknya telah menyusun berbagai skema mitigasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, seperti jemaah tertinggal atau terabaikan. Semua ini dilakukan demi kelancaran ibadah haji para jemaah.
Dalam konferensi pers di Makkah, Dirjen PHU Hilman Latief memaparkan tiga skema mobilisasi jemaah haji menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Ketiga skema ini dirancang untuk mengoptimalkan pergerakan jemaah dan meminimalisir kepadatan di lokasi-lokasi puncak ibadah haji.
Tiga Skema Mobilisasi Jemaah Haji
Skema pertama adalah pergerakan reguler. Sebanyak sekitar 67 persen atau 136 ribu jemaah haji Indonesia akan mengikuti skema ini. Jemaah akan diberangkatkan dari Makkah ke Arafah untuk wukuf, kemudian ke Muzdalifah untuk mabit (menginap), dan terakhir ke Mina untuk mabit hingga 12 atau 13 Zulhijjah.
Skema kedua adalah Murur. Sekitar 33 persen atau 60 ribu jemaah akan mengikuti skema ini. Setelah wukuf di Arafah, jemaah Murur langsung menuju Mina tanpa berhenti di Muzdalifah. Mereka akan tetap berada di dalam bus selama perjalanan dari Arafah ke Mina.
Skema ketiga adalah Tanazul. Skema ini diperuntukkan bagi sekitar 37 ribu jemaah yang menginap di hotel sekitar wilayah Syisyah dan Raudhah. Mereka akan melempar jumrah pada 10 Zulhijjah, kembali ke hotel, dan kembali lagi ke Mina untuk melontar jumrah pada 11, 12, dan 13 Zulhijjah.
Skema Murur dan Tanazul bertujuan untuk mengurangi kepadatan di Muzdalifah dan Mina. Kemenag telah melakukan kajian mendalam untuk memastikan kedua skema ini sesuai dengan syariat Islam.
Perhatian Khusus untuk Jemaah Rentan
Jemaah lansia, disabilitas, dan jemaah dengan komorbid akan mendapatkan perhatian khusus melalui Safari Wukuf Khusus. Mereka akan didampingi oleh tenaga medis dan pendamping ibadah, serta disediakan hotel transit untuk kenyamanan dan keamanan selama menjalankan ibadah.
Kemenag juga telah menyiapkan skenario pergerakan jemaah haji selama puncak haji, termasuk pergerakan dari Makkah ke Arafah yang akan dilakukan dalam tiga trip. Pada 9 Zulhijjah (5 Juni 2025), seluruh jemaah diharapkan telah berada di Arafah untuk melaksanakan wukuf.
Setelah wukuf, jemaah akan bergerak menuju Muzdalifah mulai pukul 19.00 WAS. Jemaah reguler akan mabit di Muzdalifah, sementara jemaah yang mengikuti skema Murur akan langsung menuju Mina. Sistem bus taraddudi (bolak-balik) akan difungsikan untuk mengangkut jemaah dari Muzdalifah ke Mina hingga menjelang Subuh.
Pemulangan jemaah ke Makkah akan dilakukan secara bertahap, baik bagi yang mengambil nafar awal maupun nafar tsani. Seluruh pergerakan jemaah akan disesuaikan dengan kapasitas layanan syarikah dan kondisi di lapangan.
Doa untuk Jemaah Haji
Hilman Latief mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendoakan jemaah haji agar diberi kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan ibadah, serta dapat kembali ke Tanah Air sebagai haji mabrur. Semoga ibadah haji mereka mendapatkan keberkahan dan manfaat yang luas.
Informasi Tambahan: Persiapan Menyeluruh
Suksesnya penyelenggaraan ibadah haji tahun ini tidak lepas dari berbagai persiapan matang yang dilakukan jauh-jauh hari. Hal ini termasuk pelatihan bagi petugas haji, penyediaan akomodasi yang memadai, serta kerjasama yang baik dengan pihak berwenang di Arab Saudi.
Selain itu, Kemenag juga telah melakukan simulasi dan berbagai upaya antisipasi untuk menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk cuaca ekstrem dan potensi kendala lainnya. Tujuannya adalah agar jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk dan aman.
Pemerintah Indonesia juga terus berupaya meningkatkan kualitas layanan bagi jemaah haji setiap tahunnya. Hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pembimbingan ibadah, hingga pelayanan kesehatan dan transportasi.
Artikel Terkait:
Editor: Burhanudin Ghafar Rahman
Sumber: Kemenag