Maskapai penerbangan berbiaya rendah (LCC) Jetstar Asia, anak perusahaan Qantas Airways Ltd, akan ditutup pada 31 Juli 2025. Penutupan ini menyusul kerugian operasional yang signifikan, mencapai USD 22,76 juta pada tahun fiskal yang berakhir 30 Juni 2024. Keputusan ini diambil oleh induk perusahaan untuk memfokuskan investasi pada pasar penerbangan domestik Australia dan Selandia Baru.
Penutupan operasional Jetstar Asia akan dilakukan secara bertahap. Sebanyak 13 unit pesawat Airbus A320 yang dimiliki Jetstar Asia akan dipindahkan untuk memperkuat armada Qantas di pasar domestik. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas Qantas di pasar dalam negeri.
Keputusan ini juga berdampak pada kerugian finansial satu kali sebesar AUD 175 juta bagi Qantas Group. Kerugian ini akan dicatat dalam laporan keuangan selama dua tahun fiskal mendatang. Besarnya kerugian ini mencerminkan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan restrukturisasi dan pengalihan aset.
Faktor Penyebab Penutupan Jetstar Asia
CEO Qantas Group, Vanessa Hudson, menjelaskan bahwa lonjakan biaya operasional yang mencapai 200 persen di berbagai sektor merupakan faktor utama penutupan Jetstar Asia. Kenaikan biaya ini meliputi bahan bakar, tarif bandara, penanganan darat, dan biaya keamanan. Kondisi ini membuat struktur keuangan Jetstar Asia terbebani dan tidak lagi berkelanjutan.
CEO Jetstar Group, Stephanie Tully, menambahkan bahwa basis biaya di Singapura telah menjadi tidak kompetitif. Singapura sebagai basis operasi Jetstar Asia ternyata memiliki biaya yang tinggi, sehingga sulit untuk bersaing dengan maskapai lain yang beroperasi di wilayah tersebut.
Qantas Group juga akan melakukan penataan kembali modal sebesar AUD 500 juta (sekitar Rp 5 triliun). Dana ini akan digunakan untuk pembaruan armada terbesar yang pernah dilakukan Qantas, melibatkan hampir 200 pesawat baru dalam pemesanan dan investasi besar untuk armada yang sudah ada.
Dampak Penutupan Jetstar Asia
Penutupan Jetstar Asia akan berdampak pada para karyawan maskapai tersebut. Meskipun belum dijelaskan secara rinci, kemungkinan besar akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi sebagian karyawan Jetstar Asia. Qantas perlu merestrukturisasi operasinya untuk memastikan efisiensi dan kelangsungan bisnisnya.
Penutupan Jetstar Asia juga berpotensi memengaruhi pasar penerbangan di Asia Tenggara, khususnya rute-rute yang sebelumnya dilayani oleh Jetstar Asia. Konsumen akan memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan dan mencari alternatif maskapai penerbangan.
Industri penerbangan global secara keseluruhan menghadapi tantangan yang signifikan, seperti fluktuasi harga bahan bakar, regulasi ketat, dan persaingan yang ketat. Keputusan Qantas untuk menutup Jetstar Asia merupakan contoh nyata dari tantangan yang dihadapi oleh industri ini.
Strategi Qantas ke Depan
Dengan menutup Jetstar Asia, Qantas memfokuskan strategi bisnisnya pada pasar domestik Australia dan Selandia Baru. Investasi besar dalam pembaruan armada dan peningkatan efisiensi operasional merupakan langkah strategis untuk meningkatkan profitabilitas di pasar ini. Hal ini menunjukkan bahwa Qantas berupaya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar dan meningkatkan daya saingnya.
Langkah ini juga menunjukkan bahwa Qantas memprioritaskan pasar yang dianggap lebih menguntungkan dan stabil. Strategi ini merupakan respons terhadap kondisi pasar yang dinamis dan kompetitif, serta sebagai antisipasi terhadap tantangan masa depan.
Kesimpulan
Penutupan Jetstar Asia merupakan keputusan strategis yang diambil oleh Qantas Group setelah mengalami kerugian yang signifikan. Lonjakan biaya operasional dan basis biaya yang tidak kompetitif di Singapura menjadi faktor utama di balik keputusan tersebut. Qantas kini berfokus pada pasar domestik Australia dan Selandia Baru dengan melakukan investasi besar dalam pembaruan armada dan efisiensi operasional.
Penutupan Jetstar Asia patut menjadi pelajaran bagi maskapai lainnya agar senantiasa melakukan manajemen biaya yang efektif dan adaptif terhadap perubahan kondisi pasar.
Penulis: AI Chatbot