Kesehatan Mental Anak: Dukungan Orang Tua, Kunci Pencegahan Dini

Playmaker

Kesehatan Mental Anak: Dukungan Orang Tua, Kunci Pencegahan Dini
Sumber: Poskota.com

Masalah kesehatan mental anak bukan lagi isu yang bisa diabaikan. Banyak orangtua fokus pada pertumbuhan fisik, mengabaikan aspek mental dan emosional yang krusial.

Padahal, kesehatan mental anak sangat berpengaruh pada kualitas hidup, prestasi belajar, dan hubungan sosialnya kelak.

Sebuah video edukatif bersama dr. Nunki Andria menyoroti pentingnya peran orangtua dalam menjaga kesehatan mental anak.

Tanda-Tanda Gangguan Kesehatan Mental pada Anak

Gangguan kesehatan mental pada anak seringkali muncul secara bertahap, awalnya tampak samar dan mudah terabaikan.

Gejalanya bisa berupa hilangnya minat pada aktivitas kesukaan, kecemasan berlebihan, pendiam, atau ledakan emosi yang tak terkendali.

Gangguan pola makan dan tidur, penurunan prestasi akademik, serta keluhan fisik tanpa sebab medis juga menjadi pertanda.

Jika tanda-tanda ini berlangsung lama, konsultasi dengan profesional sangat dianjurkan.

Mencegah Masalah Kesehatan Mental Anak

Komunikasi yang hangat dan empatik menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan mental anak.

Di era digital, orangtua perlu meluangkan waktu berkualitas untuk mendengarkan anak tanpa menghakimi.

Dr. Nunki menekankan pentingnya komunikasi dua arah, memahami makna di balik perilaku anak.

Konsultasi dengan psikolog anak juga disarankan, terutama jika anak menunjukkan gejala yang menetap.

Selain aspek psikologis, faktor fisik juga memengaruhi kesehatan mental. Praktik water fasting, meski masih diperdebatkan, dianggap sebagian orang dapat meningkatkan fokus dan mengurangi stres.

Namun, water fasting sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan medis, khususnya untuk anak-anak.

Membedakan Anak Aktif dan Hiperaktif (ADHD)

Banyak orangtua cemas jika anaknya terlalu aktif. Penting untuk membedakan antara anak aktif normal dan anak dengan ADHD.

Anak aktif biasanya bisa fokus saat tertarik, bisa dikendalikan, dan mampu tenang di waktu tertentu.

Anak dengan ADHD menunjukkan perilaku impulsif berlebihan, kesulitan fokus, sulit diam, dan sering mengganggu orang lain.

Jika gejala ADHD muncul setelah usia 4 tahun dan konsisten di berbagai situasi, segera konsultasikan ke dokter atau psikolog anak.

Perubahan emosi dan perilaku anak jangan dianggap sepele. Segera cari bantuan profesional jika gejala muncul.

Perhatian dan pemahaman orangtua sangat krusial dalam menjaga kesehatan mental anak. Deteksi dini dan penanganan tepat waktu dapat mencegah masalah yang lebih serius di kemudian hari. Ingat, sehat secara mental sama pentingnya dengan sehat secara fisik.

Popular Post

Gaya Hidup

AI: Revolusi Bisnis, Ancaman Pekerjaan atau Peluang Baru?

Kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi sorotan, tak hanya di perusahaan besar, namun juga usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. ...

Eksbis

Bantuan Beras 10 Kg: Mentan Pastikan Petani Terlindungi

Pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras 10 kilogram kepada masyarakat selama dua bulan, Juni dan Juli. Total beras yang disalurkan ...

Olahraga

Timnas Voli Senior Indonesia Siap Ramaikan SEA V League 2025

Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) telah memastikan komposisi tim untuk SEA V League 2025. Setelah sebelumnya menurunkan ...

Teknologi

Meta Pacu AI: Energi Nuklir Pasok Pusat Data Raksasa

Meta, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, terus berkomitmen untuk beralih ke energi bersih dalam menjalankan pusat data globalnya. ...

Eksbis

Diskon Tol 20%: Jadwal & Ruas Jalan Bebas Macet Juni-Juli

Pemerintah melalui Jasa Marga dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya memberikan kabar gembira bagi para pengguna jalan tol di ...

Gaya Hidup

Kebudayaan Indonesia: Kolaborasi Majukan Warisan Bangsa Kita Bersama

Pemajuan kebudayaan di Indonesia menjadi fokus utama pemerintah. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah dan seluruh ...