Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya setelah serangan rudal saling berbalasan pada Senin dini hari, 16 Juni 2025. Serangan ini mengakibatkan korban jiwa di kedua negara dan memicu kekhawatiran internasional akan eskalasi konflik yang lebih luas. Situasi ini merupakan salah satu titik paling kritis dalam hubungan kedua negara dalam beberapa tahun terakhir, dengan potensi guncangan besar terhadap ekonomi global.
Perang antara Israel dan Iran berpotensi menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian global. Berikut beberapa dampaknya yang perlu diperhatikan:
1. Lonjakan Harga Minyak dan Gangguan Logistik Global
Kenaikan harga minyak menjadi dampak paling nyata. Hal ini dikarenakan Timur Tengah, wilayah penghasil minyak terbesar dunia dan jalur utama perdagangan maritim global, menjadi lokasi konflik.
Gangguan jalur laut di Timur Tengah berdampak pada perjalanan kapal kargo. Biaya pengiriman diperkirakan meningkat, yang pada akhirnya membebani konsumen.
Kapal-kapal terpaksa menempuh rute yang lebih panjang dan memakan waktu. Seorang akademisi dari Sekolah Ekonomi Hanken, Sarah Schiffling, menyebutkan biaya tambahan sekitar US$ 1 juta per perjalanan akibat pemanjangan rute melalui Afrika.
2. Panic Buying di Israel
Serangan balasan Iran memicu kepanikan di Israel. Warga diimbau untuk tetap berada di rumah, sehingga terjadi peningkatan permintaan barang kebutuhan pokok.
Laporan dari koresponden Al Jazeera di Tel Aviv menunjukkan adanya fenomena panic buying. Supermarket di Tel Aviv dipadati warga yang berbelanja, dengan antrean panjang dan stok barang yang menipis.
3. Keuntungan Tak Terduga bagi Rusia
Perang Israel-Iran justru berpotensi menguntungkan Rusia. Kenaikan harga minyak global akibat konflik ini berdampak positif pada harga minyak Rusia, Ural.
Minyak merupakan sumber pendapatan utama Rusia (35-40%). Kenaikan harga minyak ini menjadi keuntungan bagi Rusia di tengah penurunan harga minyak beberapa tahun terakhir.
4. Pembatalan Penerbangan Internasional
Beberapa maskapai internasional membatalkan atau menghindari wilayah udara Timur Tengah. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan akibat meningkatnya ketegangan.
Delta Air Lines, misalnya, menangguhkan penerbangan ke Tel Aviv hingga September. Keputusan ini diambil meskipun rute tersebut baru saja dibuka kembali beberapa minggu sebelumnya.
5. Dampak terhadap Pasar Saham Indonesia
Gejolak geopolitik global, termasuk perang Israel-Iran, juga berdampak pada IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengakui adanya dampak, meskipun diharapkan terbatas.
IHSG melemah 0,53% pada hari Jumat saat konflik meletus, dengan nilai transaksi Rp 15,21 triliun. Pelemahan berlanjut pada Senin, dengan IHSG ditutup turun 0,68% di level 7.117,59.
Meskipun terjadi pelemahan IHSG, terdapat net foreign buy sebesar Rp 478,76 miliar pada hari Jumat. Dampak jangka panjang terhadap pasar saham Indonesia masih perlu dipantau.
Kesimpulannya, konflik Israel-Iran memiliki dampak yang kompleks dan luas. Selain menimbulkan korban jiwa dan ketidakstabilan politik, konflik ini juga berpotensi mengganggu perekonomian global, dari lonjakan harga minyak hingga gangguan rantai pasokan dan pergerakan pasar saham. Pemantauan situasi dan dampaknya terus dilakukan untuk melihat perkembangan selanjutnya.