Krisis Internal Israel: Warga Protes, Pemerintah Dilema

Playmaker

Krisis Internal Israel: Warga Protes, Pemerintah Dilema
Sumber: Detik.com

Perang 12 hari antara Israel dan Iran telah berakhir dengan gencatan senjata. Namun, pemerintah Israel kini menghadapi tantangan baru: ribuan klaim ganti rugi dari warganya yang terdampak perang.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengumumkan berakhirnya konflik dalam pidato yang disiarkan oleh kantor berita resmi IRNA. Ia menyebut gencatan senjata sebagai hasil perlawanan heroik rakyat Iran.

Israel Mengklaim Telah Mencapai Semua Tujuan

Pemerintah Israel menyatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengumpulkan kabinetnya untuk mengumumkan keberhasilan Operasi Rising Lion. Mereka mengklaim telah menghilangkan ancaman eksistensial ganda dari program rudal nuklir dan balistik Iran.

Israel menegaskan akan menanggapi tegas setiap pelanggaran gencatan senjata. Sementara itu, pihak Iran menyatakan telah memaksa Israel untuk mundur secara sepihak.

Gelombang Klaim Kompensasi Menggunung di Israel

Meskipun perang telah berakhir, Israel menghadapi gelombang klaim kompensasi yang mencapai hampir 39.000. Klaim ini diajukan oleh warga Israel yang mengalami kerusakan material akibat serangan rudal Iran.

Laporan Yedioth Ahronoth menyebutkan sebagian besar klaim terkait kerusakan bangunan (30.809), kendaraan (3.713), dan peralatan/barang lainnya (4.085). Ribuan bangunan lainnya diperkirakan mengalami kerusakan, namun belum diajukan klaim kompensasi.

Sebagian besar klaim berasal dari Tel Aviv (24.932) dan Ashkelon (10.793).

Belum ada perkiraan total kerugian finansial yang diminta warga Israel kepada pemerintah. Laporan Financial Express menyebutkan Israel telah menghabiskan sekitar US$ 5 miliar selama minggu pertama serangan mereka ke Iran.

Beban Finansial Perang Israel-Iran

Pengeluaran harian Israel selama perang mencapai US$ 725 juta, dengan sebagian besar dialokasikan untuk serangan dan sisanya untuk pertahanan. Jumlah klaim kompensasi yang mencapai puluhan ribu menunjukkan beban finansial yang besar bagi pemerintah Israel.

Besarnya biaya perang dan klaim kompensasi yang membengkak menambah kompleksitas situasi pasca-konflik, di luar dampak politik dan geopolitiknya.

Situasi ini menyoroti dampak luas konflik, tak hanya pada aspek militer, tetapi juga pada kehidupan ekonomi dan kesejahteraan warga sipil.

Ke depan, pemerintah Israel akan menghadapi tantangan besar dalam memproses dan menyelesaikan klaim kompensasi yang membanjir tersebut. Gencatan senjata yang rapuh ini juga meninggalkan pertanyaan tentang stabilitas jangka panjang di kawasan tersebut dan implikasi ekonomi yang akan dirasakan oleh kedua negara.

Popular Post

Gaya Hidup

AI: Revolusi Bisnis, Ancaman Pekerjaan atau Peluang Baru?

Kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi sorotan, tak hanya di perusahaan besar, namun juga usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. ...

Olahraga

Timnas Voli Senior Indonesia Siap Ramaikan SEA V League 2025

Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) telah memastikan komposisi tim untuk SEA V League 2025. Setelah sebelumnya menurunkan ...

Teknologi

Meta Pacu AI: Energi Nuklir Pasok Pusat Data Raksasa

Meta, raksasa teknologi di balik Facebook dan Instagram, terus berkomitmen untuk beralih ke energi bersih dalam menjalankan pusat data globalnya. ...

Eksbis

Bantuan Beras 10 Kg: Mentan Pastikan Petani Terlindungi

Pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras 10 kilogram kepada masyarakat selama dua bulan, Juni dan Juli. Total beras yang disalurkan ...

Eksbis

Diskon Tol 20%: Jadwal & Ruas Jalan Bebas Macet Juni-Juli

Pemerintah melalui Jasa Marga dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya memberikan kabar gembira bagi para pengguna jalan tol di ...

Berita

Indonesia-Bangladesh: Kerja Sama Ekonomi, Energi & Pertahanan Terkuat

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Bangladesh. Kunjungan tersebut bertujuan untuk ...