Indonesia Tegaskan Komitmen Penguatan TVET di Forum BRICS ke-12
Indonesia kembali menegaskan komitmennya terhadap pengembangan pendidikan dan pelatihan teknis serta kejuruan (TVET) sebagai kunci pendidikan inklusif dan adil. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) RI, Brian Yuliarto, dalam forum BRICS ke-12. Penguatan TVET diyakini sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan daya saingnya di kancah global.
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan langkah nyata dalam mengembangkan TVET. Revitalisasi sekolah kejuruan dan berbagai program pendukung lainnya telah dijalankan secara konsisten.
Peningkatan Akses dan Kualitas TVET di Indonesia
Sejak tahun 2016, Indonesia telah fokus memperluas akses pendidikan kejuruan. Lebih dari 14.000 sekolah kejuruan menengah kini beroperasi di seluruh Indonesia, melayani lebih dari 4,9 juta siswa.
Program ini juga menjangkau siswa berkebutuhan khusus, menunjukkan komitmen pemerintah terhadap inklusivitas. Pemerintah menyediakan beasiswa melalui Program Indonesia Pintar (PIP) untuk membantu siswa dari keluarga kurang mampu.
Program Diktisaintek Berdampak: Menjadikan Politeknik sebagai Pusat Inovasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan Program Diktisaintek Berdampak. Program ini bertujuan untuk menjadikan politeknik sebagai pusat pendidikan terapan dan inovasi.
Program ini melibatkan perluasan program diploma dan gelar terapan. Kemitraan industri-akademisi juga diperkuat untuk memastikan lulusan memiliki keterampilan abad ke-21 yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Fokus Keterampilan Abad Ke-21 dan Keberlanjutan
Program Diktisaintek Berdampak juga mengintegrasikan transformasi digital dan kompetensi ekonomi hijau. Hal ini sejalan dengan upaya global dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan perkembangan teknologi.
Integrasi ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Kerja Sama BRICS: Indonesia Berbagi dan Belajar
Sebagai anggota baru BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan), Indonesia berkomitmen untuk berpartisipasi aktif. Indonesia berharap dapat berbagi pengalaman dan belajar dari negara-negara anggota lainnya.
Indonesia telah menandatangani TVET Cooperation Alliance (TCA) Charter. Selain itu, Indonesia juga resmi bergabung dengan BRICS Network University (NU), memungkinkan 22 universitas Indonesia untuk bergabung dalam berbagai kelompok tematik.
Manfaat Keanggotaan BRICS untuk TVET Indonesia
Keanggotaan dalam BRICS memberikan kesempatan berharga bagi Indonesia. Indonesia dapat berbagi praktik terbaik dalam pengembangan TVET dan belajar dari pengalaman negara-negara anggota BRICS lainnya.
Hal ini akan memperkuat sistem TVET Indonesia dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Indonesia berharap dapat berkontribusi pada tujuan kerja sama BRICS dan mencari bimbingan serta kerja sama untuk pengembangan TVET ke depannya. Pertemuan BRICS ini menjadi momentum penting bagi berbagi praktik terbaik dan mendorong inisiatif bersama dalam pelatihan kejuruan.
Upaya kolaboratif ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem pendidikan tinggi yang siap menghadapi tantangan global, demi masa depan generasi mendatang yang lebih baik. Komitmen Indonesia terhadap penguatan TVET menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif di tingkat global. Kerja sama internasional melalui forum seperti BRICS diharapkan dapat mempercepat pencapaian tujuan tersebut.