Menjadi mahasiswa perantauan adalah tantangan tersendiri. Aliyah Nova Az-Zahra Nasution dan Muhammad Afyan, dua mahasiswa penerima beasiswa Program Beasiswa Prestasi Pertamina Hulu Rokan (PHR) asal Riau, mengalami langsung lika-liku kehidupan sebagai mahasiswa di Jakarta. Mereka bukan hanya berjuang menghadapi perubahan lingkungan, tetapi juga adaptasi budaya dan sistem pembelajaran yang berbeda.
Aliyah, mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pertamina, mengalami kesulitan awal karena perbedaan latar belakang pendidikan. Berasal dari pendidikan Saintek di SMA, ia kini bergelut dengan ilmu sosial. Dukungan keluarga dan sesama penerima beasiswa PHR menjadi kunci keberhasilannya melewati masa transisi tersebut. Ia aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara, terlibat dalam konser “Love in Harmony”, dan bahkan menjadi bagian dari tim debat Universitas Pertamina dalam National University Debating Championship (NUDC).
Kemampuannya menyeimbangkan kegiatan akademik dan non-akademik patut diacungi jempol. Ia mampu menjaga prestasi akademiknya dengan strategi membaca intensif, komunikasi aktif dengan dosen, dan dukungan penuh dari para pengajarnya yang memberikan fleksibilitas dan bantuan tambahan materi kuliah.
Mengasah Kemampuan Manajemen di Luar Kampus
Pengalaman di luar perkuliahan juga memberikan pelajaran berharga bagi Aliyah dan Afyan. Aktivitas ekstrakurikuler tak hanya melatih kemampuan soft skills, tetapi juga mengasah kemampuan manajerial. Afyan, mahasiswa Teknik Perminyakan angkatan 2023, merasakan manfaat ini secara langsung melalui perannya sebagai Project Leader Desa Energi Berdikari (DEB) Universitas Pertamina, program Biosaka-1.
Biosaka-1 merupakan proyek yang inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Proyek ini berfokus pada pemanfaatan limbah tahu/tempe menjadi energi biogas, sebuah solusi energi terbarukan ramah lingkungan. Selain menciptakan energi alternatif, program ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan dan pelestarian lingkungan.
Afyan dan timnya berhasil membangun kolaborasi yang baik dengan masyarakat desa setempat. Mereka tidak hanya sekedar membantu secara teknis, tetapi juga menginspirasi dan mengajak mahasiswa lain untuk peduli terhadap lingkungan. Komitmennya terhadap proyek ini tidak menghambat prestasi akademiknya, terbukti dari IPK rata-rata 3.80 selama tiga semester.
Tantangan dan Kesuksesan Mahasiswa Berprestasi
Kisah Aliyah dan Afyan mencerminkan perjuangan dan pencapaian mahasiswa berprestasi dari daerah. Mereka mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, mengatasi tantangan akademik, dan tetap aktif berkontribusi di berbagai bidang. Keberhasilan mereka juga menunjukkan pentingnya dukungan dari keluarga, lingkungan, dan lembaga pendidikan dalam mengembangkan potensi mahasiswa.
Faktor-faktor Kesuksesan:
Pengalaman Aliyah dan Afyan menginspirasi banyak mahasiswa lain. Kisah mereka menunjukkan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan yang tepat, mimpi untuk meraih kesuksesan dapat terwujud, meskipun harus menghadapi berbagai tantangan.
Program beasiswa seperti PHR berperan penting dalam membantu mahasiswa berprestasi dari daerah untuk menggapai impiannya. Selain memberikan dukungan finansial, program tersebut juga memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat.
Ke depan, diharapkan lebih banyak program beasiswa serupa dapat diimplementasikan untuk menjangkau lebih banyak mahasiswa berbakat dari seluruh Indonesia. Hal ini akan berkontribusi positif dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Semoga kisah Aliyah dan Afyan dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa lainnya untuk terus berjuang dan meraih prestasi setinggi-tingginya.