Serangan Israel ke Jalur Gaza kembali memakan korban jiwa. Dalam 24 jam terakhir, lebih dari 80 warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka. Data ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, menambah keprihatinan atas eskalasi konflik yang sedang berlangsung.
Serangan tersebut menandai babak baru dalam konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023. Israel mengalihkan fokusnya kembali ke Gaza setelah mencapai gencatan senjata dengan Iran, mengakhiri perang udara selama 12 hari.
Korban Jiwa Meningkat di Gaza dan Tepi Barat
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 79 warga Palestina tewas dan hampir 400 terluka akibat serangan Israel di seluruh wilayah Gaza.
Di Tepi Barat, situasi juga mencekam. Empat warga Palestina, termasuk seorang remaja yang ditembak pasukan Israel, dilaporkan tewas.
Tiga warga Palestina lainnya tewas dalam serangan pemukim Israel di Kafr Malek, timur laut Ramallah. Tujuh lainnya mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.
Israel Fokus Pemulangan Sandera dan Pembubaran Hamas
Kepala Staf Militer Israel, Eyal Zamir, menyatakan bahwa kampanye Israel terhadap Iran belum berakhir dan memasuki fase baru.
Fokus utama kini beralih ke Gaza untuk memulangkan sandera dan membubarkan pemerintahan Hamas, yang didukung Iran. Zamir menyatakan kebanggaannya memimpin militer Israel selama periode konflik ini.
Gencatan Senjata Israel-Iran dan Eskalasi di Gaza
Gencatan senjata antara Israel dan Iran berlaku sejak Selasa, 24 Juni 2024, setelah periode perang udara selama 12 hari.
Pengumuman gencatan senjata tersebut sempat menimbulkan kebingungan terkait waktu dimulainya penghentian pertempuran, menyusul pengumuman mengejutkan dari Presiden AS, Donald Trump.
Namun, gencatan senjata dengan Iran tampaknya tidak menghentikan serangan Israel ke Gaza. Justru sebaliknya, serangan intensif di Gaza malah meningkat setelahnya.
Konflik antara Israel dan Palestina terus menjadi perhatian dunia internasional. Eskalasi kekerasan terbaru ini meningkatkan kekhawatiran akan meluasnya korban jiwa dan penderitaan kemanusiaan. Upaya perdamaian dan penyelesaian konflik secara damai sangat dibutuhkan untuk menghentikan siklus kekerasan dan menciptakan stabilitas di kawasan tersebut. Peran komunitas internasional dalam mendorong dialog dan negosiasi menjadi sangat krusial untuk mencapai solusi yang berkelanjutan.