Raksasa minyak Shell membantah kabar yang beredar luas terkait rencana akuisisi pesaingnya, BP. Bantahan ini menyusul laporan dari Wall Street Journal yang menyebutkan rencana akuisisi tersebut. Shell menegaskan bahwa kabar tersebut hanyalah spekulasi pasar.
Jika benar terjadi, akuisisi ini akan menjadi yang terbesar dalam sejarah industri energi modern. Nilai BP saat ini diperkirakan mencapai US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.296 triliun.
Bantahan Resmi Shell dan Reaksi Pasar
Dalam pernyataan resminya, Shell dengan tegas membantah adanya rencana akuisisi BP. Perusahaan menyatakan tidak ada pembicaraan yang sedang berlangsung terkait hal tersebut.
Kabar ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang berdampak pada pasar minyak dan gas global. Saham BP sempat melonjak tajam setelah kabar ini beredar, sebelum kemudian mengalami penurunan.
BP sendiri menolak memberikan komentar terkait laporan akuisisi tersebut. Perusahaan tetap bungkam meskipun telah dihubungi berbagai media.
Fokus Shell pada Optimalisasi Nilai Perusahaan
Shell menegaskan kembali fokus utamanya adalah pada optimalisasi nilai perusahaan. Hal ini akan dilakukan melalui peningkatan kinerja, disiplin operasional, dan penyederhanaan struktur bisnis.
Pernyataan ini menekankan komitmen Shell pada strategi bisnis internalnya, ketimbang melakukan akuisisi besar-besaran seperti yang dilaporkan.
Analisis Kinerja dan Strategi Kedua Perusahaan
Spekulasi akuisisi ini muncul setelah beberapa laporan menganalisis kinerja kedua perusahaan. Laporan riset dari RBC menunjukkan bahwa performa saham BP tertinggal dari Shell dalam beberapa tahun terakhir.
Meskipun demikian, Shell berpotensi memperoleh keuntungan dari portofolio gas alam cair (LNG) BP. RBC juga menyoroti kebutuhan Shell untuk memperbaiki strategi transisi energinya dan memperkuat portofolio minyak dan gasnya.
BP sendiri telah melakukan pemangkasan investasi di energi bersih dan PHK ribuan karyawan pada awal tahun 2025. Perusahaan kini berfokus pada peningkatan produksi minyak dan gas.
Kinerja saham BP yang kurang mengesankan sepanjang tahun 2024, dengan penurunan hampir 16%, juga menjadi pertimbangan dalam spekulasi ini. Strategi transisi energi BP masih belum mampu meyakinkan investor sepenuhnya.
Bloomberg pertama kali melaporkan spekulasi ini pada bulan Mei. Laporan ini memicu berbagai spekulasi dan analisis di pasar keuangan global.
Kesimpulannya, meskipun spekulasi akuisisi BP oleh Shell cukup menghebohkan, Shell telah secara tegas membantahnya. Fokus Shell tetap pada optimalisasi internal dan peningkatan kinerja, sementara BP sendiri masih menghadapi tantangan dalam strategi transisi energinya. Ke depan, perkembangan kedua perusahaan ini tetap perlu dipantau untuk melihat strategi dan kinerja mereka di tengah dinamika pasar energi global yang penuh ketidakpastian.