Pemerintah Indonesia meluncurkan paket kebijakan ekonomi menjelang liburan sekolah tahun ini, dengan fokus utama pada pemberian diskon besar-besaran di sektor transportasi. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong mobilitas, terutama selama periode liburan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memimpin inisiatif ini. Salah satu kebijakan utama adalah potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 6% untuk tiket pesawat kelas ekonomi. Potongan ini berlaku untuk penerbangan domestik dari tanggal 5 Juni hingga 31 Juli 2025.
Dengan adanya potongan PPN ini, harga tiket pesawat diharapkan akan turun secara signifikan. Sebelumnya, konsumen menanggung PPN sebesar 11%, namun kini hanya perlu membayar 5%. Potongan ini meliputi tarif dasar, biaya bahan bakar, dan komponen lain yang dikenakan PPN oleh maskapai penerbangan.
Stimulus Transportasi Lainnya
Selain diskon tiket pesawat, pemerintah juga memberikan insentif pada moda transportasi lain. Tujuannya adalah untuk meringankan beban masyarakat dan merangsang aktivitas ekonomi di berbagai daerah wisata.
Program diskon transportasi ini ditargetkan untuk meningkatkan mobilitas hingga 110 juta pengguna jalan tol selama periode liburan sekolah. Pemerintah telah menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk mendukung program ini.
Anggaran dan Pembiayaan
Pemerintah mengalokasikan Rp940 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk subsidi transportasi, meliputi diskon PPN tiket pesawat, kereta api, dan angkutan laut.
Sementara itu, diskon tarif tol akan dibiayai melalui mekanisme non-APBN, dengan dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Kerjasama antar kementerian ini penting untuk memastikan keberhasilan program.
Paket stimulus ekonomi secara keseluruhan mencapai Rp24,44 triliun, dengan rincian Rp23,59 triliun dari APBN dan Rp0,85 triliun dari sumber non-APBN. Paket ini terdiri dari berbagai program, bukan hanya diskon transportasi.
Tujuan Paket Stimulus Ekonomi
Tujuan utama paket stimulus ekonomi ini adalah untuk menjaga pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun 2025 agar tetap mendekati angka 5%, di tengah tekanan ekonomi global yang berpotensi memperlambat laju ekonomi domestik.
Pemerintah berupaya untuk mendorong konsumsi rumah tangga, yang merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan menyediakan insentif dan subsidi, pemerintah berharap masyarakat dapat meningkatkan pengeluaran mereka.
Diskon transportasi diharapkan tidak hanya meringankan beban masyarakat, tetapi juga akan memberikan dampak positif pada sektor pariwisata, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan sektor jasa lainnya.
Bantuan Sosial Tambahan
Selain stimulus transportasi, paket kebijakan ini juga mencakup peningkatan bantuan sosial. Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Bantuan ini akan diberikan kepada 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) selama bulan Juni dan Juli 2025, dengan total anggaran mencapai Rp11,93 triliun. Program ini dirancang untuk menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan.
Insentif sebesar Rp300.000 per bulan juga diberikan kepada 17,3 juta pekerja dengan upah di bawah Rp3,5 juta atau di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) daerah masing-masing. Sektor pendidikan juga diperhatikan dengan bantuan untuk guru honorer.
Total anggaran untuk bantuan kepada pekerja dan guru honorer mencapai Rp10,72 triliun. Pemerintah juga memberikan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) kepada pekerja di sektor padat karya.
Dampak yang Diharapkan
Dengan berbagai program dalam paket stimulus ekonomi ini, pemerintah berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program ini dirancang untuk memberikan dampak positif secara menyeluruh.
Pemerintah berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan momentum liburan sekolah untuk berwisata di dalam negeri. Hal ini akan berdampak positif terhadap perekonomian daerah, menggerakkan sektor pariwisata dan UMKM lokal.
Sri Mulyani menekankan bahwa paket kebijakan ini dirancang tidak hanya untuk menekan harga transportasi, tetapi juga sebagai katalis pemulihan konsumsi rumah tangga yang menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah optimis program ini akan berjalan efektif.
Kesimpulannya, paket kebijakan ekonomi ini merupakan upaya terpadu pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi, meningkatkan daya beli masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global. Semoga program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.