Pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung terus bergulir. Proses pembebasan lahan, yang menjadi salah satu tahapan krusial proyek ini, kini telah mencapai tahap akhir. Keberhasilan ini menandai langkah penting menuju dimulainya konstruksi jalan tol yang dinantikan untuk meningkatkan konektivitas wilayah Jabodetabek. Pemerintah Kabupaten Bogor turut berperan aktif dalam proses pembebasan lahan, meskipun kewenangan utama berada di pemerintah pusat.
Proyek infrastruktur ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat, khususnya dalam hal efisiensi waktu tempuh dan peningkatan aksesibilitas. Jalan tol ini akan menjadi bagian penting dari jaringan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) 3, membuka peluang pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah sekitarnya.
Pembebasan Lahan Menuju Tahap Akhir
Proses pembebasan lahan untuk pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung nyaris rampung. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, menyampaikan hal tersebut di Cibinong beberapa waktu lalu. Pemerintah Kabupaten Bogor terlibat aktif dalam tim pembebasan lahan, meskipun wewenang utama berada di pemerintah pusat.
Meskipun jalan tol ini dirancang sebagai jalan layang (elevated road), pembebasan lahan tetap diperlukan untuk mendukung infrastruktur pendukung konstruksi. Hal ini meliputi area untuk akses jalan, lokasi penunjang pembangunan, serta area-area lain yang dibutuhkan selama masa konstruksi.
Rute Tol dan Wilayah yang Terdampak
Jalan Tol Bogor-Serpong sepanjang 31,117 kilometer ini akan membentang dari Simpang Salabenda, Desa Parakan Jaya, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, hingga Kota Tangerang Selatan. Proyek ambisius ini akan melintasi 14 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Bogor.
- Kecamatan Rumpin: Tujuh desa dilintasi, yaitu Kampung Sawah, Rumpin, Sukasari, Tamansari, Mekarsari, Cipinang, dan Kertajaya.
- Kecamatan Ciseeng: Tiga desa terdampak, yakni Cibeuteung Udik, Putat Nutug, dan Cibeuteung Muara.
- Kecamatan Kemang: Empat desa dilintasi, meliputi Kemang, Pondok Udik, Pabuaran, dan Tegal.
Perencanaan yang matang dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat di wilayah yang terdampak menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Proses sosialisasi dan transparansi informasi sangat penting untuk meminimalisir konflik dan memastikan kelancaran pembangunan.
Tahapan Pembangunan dan Investasi
Berdasarkan informasi dari Sistem Informasi Proyek Unggulan (Simpul) KPBU Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, proyek Tol Bogor-Serpong yang diinisiasi PT Pama Persada Nusantara ini direncanakan memasuki tahap konstruksi pada Desember 2025.
Penandatanganan perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ditargetkan selesai pada Desember 2023, disusul dengan tahap Financial Close (FC) pada Juni 2024. Proyek ini membutuhkan investasi besar, mencapai Rp8,95 triliun, dengan nilai konstruksi sebesar Rp5,27 triliun. Tol ini akan dilengkapi lima interchange dan dua junction, dengan jarak antar persimpangan sekitar lima kilometer. Proyek ini merupakan bagian dari jaringan JORR 3 dan diharapkan dapat mengurangi kemacetan di wilayah Jabodetabek.
Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung diharapkan mampu meningkatkan konektivitas antarwilayah dan memangkas waktu tempuh perjalanan antara Bogor, Depok, Tangerang, dan sekitarnya. Dengan selesainya pembebasan lahan, proyek ini semakin mendekati realisasi dan memberikan optimisme akan peningkatan infrastruktur transportasi di wilayah Jabodetabek. Keberhasilan proyek ini akan berdampak positif terhadap perekonomian dan kualitas hidup masyarakat. Proses pembangunan selanjutnya perlu diawasi secara ketat agar tepat waktu dan sesuai standar kualitas yang telah ditetapkan.