Bahaya Screen Time Berlebih: Ganggu Tumbuh Kembang Anak Anda

Playmaker

Paparan layar atau screen time yang berlebihan pada anak menjadi perhatian serius. Dampaknya terhadap tumbuh kembang dan kesehatan anak sangat signifikan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Hal ini ditegaskan oleh dr. Farid Agung Rahmadi, Msi., Med., Sp.A SubsTKPS(K), dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Dalam seminar media daring baru-baru ini, dr. Farid menjelaskan betapa pentingnya membatasi waktu anak berinteraksi dengan layar elektronik. Durasi berlebihan, konten yang tidak tepat, kekurangan pendampingan orang tua, dan posisi tubuh yang statis selama lebih dari satu jam, semuanya berkontribusi pada dampak negatif tersebut.

Dampak Jangka Pendek Screen Time Berlebih

Anak-anak di bawah usia lima tahun yang mengalami screen time berlebihan akan merasakan dampaknya secara langsung.

Keterlambatan penguasaan keterampilan motorik kasar dan halus menjadi salah satu dampaknya.

Perkembangan bicara dan bahasa pun terhambat, begitu juga dengan perkembangan kognitif atau kecerdasan.

Gejala lain meliputi hiperaktifitas, kesulitan fokus, perilaku agresif dan antisosial, mudah tantrum dan merusak barang, serta gangguan tidur (sleeping disorder).

Dampak Jangka Panjang yang Mengkhawatirkan

Jika kebiasaan screen time berlebihan tidak segera diatasi, dampak negatifnya akan semakin memburuk dan menetap dalam jangka panjang.

Anak mungkin akan mengalami hiperaktifitas dan kesulitan konsentrasi yang berdampak pada prestasi akademiknya di sekolah.

Risiko obesitas juga meningkat karena kurangnya aktivitas fisik akibat terlalu banyak duduk di depan layar.

Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya gerakan juga turut berkontribusi pada peningkatan berat badan yang tidak ideal.

Kurangnya waktu tidur karena penggunaan gawai yang berlebihan juga berdampak serius. Tidur sangat penting untuk pertumbuhan karena hormon pertumbuhan banyak diproduksi saat tidur.

Mekanisme Pengaruh Sinar Biru dan Pencegahan

Paparan sinar biru buatan dari layar elektronik membuat otak tetap waspada dan bekerja keras, sehingga produksi melatonin berkurang.

Melatonin adalah hormon penting yang mengatur siklus tidur. Kekurangan melatonin menyebabkan kesulitan tidur, dan dampaknya lebih terasa pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.

Untuk mencegah dampak negatif screen time berlebihan, penting bagi orang tua untuk membatasi waktu penggunaan gawai anak.

Selain itu, orang tua juga perlu mendampingi anak saat menggunakan gawai dan memilih konten yang sesuai dan mendidik.

Mengajak anak melakukan aktivitas fisik dan memberikan contoh pola hidup sehat, termasuk mengatur pola tidur yang baik, juga sangat krusial.

Memastikan anak mendapatkan waktu bermain dan berinteraksi sosial yang cukup akan membantu menyeimbangkan waktu penggunaan gawai.

Kesimpulannya, screen time berlebihan sangat berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Penting bagi orang tua untuk proaktif dalam membatasi penggunaan gawai anak dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan sehat dan seimbang.

Popular Post

Eksbis

Bantuan Beras 10 Kg: Mentan Pastikan Petani Terlindungi

Pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras 10 kilogram kepada masyarakat selama dua bulan, Juni dan Juli. Total beras yang disalurkan ...

Berita

Indonesia-Bangladesh: Kerja Sama Ekonomi, Energi & Pertahanan Terkuat

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Bangladesh. Kunjungan tersebut bertujuan untuk ...

Eksbis

Diskon Tol 20%: Jadwal & Ruas Jalan Bebas Macet Juni-Juli

Pemerintah melalui Jasa Marga dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) lainnya memberikan kabar gembira bagi para pengguna jalan tol di ...

Gaya Hidup

Kebudayaan Indonesia: Kolaborasi Majukan Warisan Bangsa Kita Bersama

Pemajuan kebudayaan di Indonesia menjadi fokus utama pemerintah. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah dan seluruh ...

Eksbis

Bank Indonesia Kepri Gerebek Uang Palsu: 1.045 Lembar Disita!

Kepulauan Riau (Kepri) tengah berjuang melawan peredaran uang palsu. Bank Indonesia (BI) Kepri mencatat angka yang cukup signifikan dalam beberapa ...

Gaya Hidup

AI: Revolusi Bisnis, Ancaman Pekerjaan atau Peluang Baru?

Kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi sorotan, tak hanya di perusahaan besar, namun juga usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. ...