Drama menegangkan mewarnai final UEFA Nations League 2025 antara Portugal dan Spanyol. Cristiano Ronaldo, legenda sepak bola dunia, harus ditarik keluar lapangan karena cedera hamstring di menit ke-88. Momen tersebut membuat Allianz Arena terhenyak, menyaksikan sang bintang terduduk di tengah lapangan. Meskipun demikian, Portugal berhasil keluar sebagai juara.
Kejadian ini bukan yang pertama kalinya bagi Ronaldo. Sejarah mencatat dua final besar yang dimenangkan Portugal justru diwarnai cedera sang kapten di momen krusial.
Cedera Ronaldo dan Kemenangan Dramatis Portugal
Dua menit sebelum waktu normal berakhir, Ronaldo terlihat memegangi bagian belakang pahanya sembari meringis kesakitan. Wasit langsung mendekat dan memastikan CR7 mengalami cedera.
Goncalo Ramos, bomber yang baru saja menjuarai Liga Champions, masuk menggantikan Ronaldo. Portugal akhirnya menang lewat adu penalti dengan skor 5-3 setelah bermain imbang 2-2 di waktu normal dan perpanjangan waktu.
Portugal unggul lebih dulu lewat gol Nuno Mendes di menit ke-26 dan Ronaldo di menit ke-61. Spanyol membalas melalui gol Martin Zubimendi (21′) dan Mikel Oyarzabal (45′).
Tren Unik: Cedera di Final, Juara di Akhir
Ini bukan kali pertama Ronaldo cedera di final dan Portugal tetap juara.
Di final Euro 2016 melawan Prancis, Ronaldo mengalami cedera di menit ke-25 dan digantikan Ricardo Quaresma. Portugal tetap menang 1-0 lewat babak perpanjangan waktu berkat gol Eder di menit ke-109.
Dua final besar, dua cedera Ronaldo, dua gelar juara Portugal. Sebuah rekor unik yang mengukuhkan peran penting Ronaldo bagi timnas, meski tak selalu bermain penuh.
Lebih dari Sekadar Pemain: Semangat dan Dukungan Ronaldo
Meskipun cedera menghalangi Ronaldo bermain penuh, kontribusinya tak bisa diabaikan.
Golnya di final UEFA Nations League 2025 menjadi bukti kemampuannya. Semangat juang dan dukungan moralnya di ruang ganti juga sangat krusial bagi tim.
Portugal menjuarai UEFA Nations League 2025 untuk kedua kalinya, menjadi tim pertama yang meraih prestasi tersebut. Ronaldo, meski emosional dan hampir menangis saat ditarik keluar, tetap merayakan kemenangan tim dengan penuh suka cita.
Satu-satunya gelar internasional Ronaldo bersama Portugal yang diraih tanpa cedera adalah UEFA Nations League 2018/2019, yang saat itu menggunakan sistem grup tanpa laga final.
“Saya sangat bahagia. Menang bersama Portugal sangat spesial. Saya memiliki banyak gelar, tetapi tidak ada yang lebih baik daripada kemenangan yang diraih untuk Portugal,” ungkap Ronaldo, menunjukkan kebanggaannya yang luar biasa.
Kisah “sengsara membawa nikmat” ini menunjukkan bahwa kontribusi seorang pemain tidak melulu diukur dari performanya di lapangan. Kepemimpinan dan semangat tim juga berperan besar dalam pencapaian sebuah kemenangan.
Di luar lapangan, Ronaldo juga memiliki cerita menarik lainnya. Salah satunya adalah julukan “Si Cengeng” di masa muda karena sering marah jika tak diberi umpan. Ambisi dan kerja kerasnya telah membawa ia menjadi megabintang sepak bola dunia.
Perjalanan karier Ronaldo penuh dengan emosi. Air mata sedih saat cedera di final Euro 2016, berganti menjadi air mata haru dan bahagia saat Portugal mengangkat trofi juara. Semua ini menjadi bukti nyata bagaimana seorang pesepakbola hebat mampu mengelola emosi dan tekanan untuk mencapai puncak prestasi.
Sumber: Metro