Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Sabtu pagi, tercatat lima kali erupsi dengan ketinggian letusan mencapai 900 meter di atas puncak. Kejadian ini menjadi pengingat akan kekuatan alam dan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang ditimbulkan. Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus dipantau oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Lima Kali Erupsi Gunung Semeru dalam Satu Hari
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto, melaporkan lima kali erupsi yang terjadi pada Sabtu pagi. Erupsi pertama terjadi pukul 02.41 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 500 meter. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu terlihat tebal mengarah ke utara. Amplitudo maksimum tercatat 22 mm dengan durasi 154 detik.
Erupsi kedua terjadi lebih tinggi, mencapai 900 meter di atas puncak pada pukul 06.27 WIB. Warna dan arah abu serupa dengan erupsi pertama, namun intensitasnya tergolong sedang.
Erupsi berikutnya terjadi pukul 07.20 WIB (700 meter), pukul 08.16 WIB (700 meter), dan pukul 08.24 WIB (300 meter). Semua erupsi menghasilkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Erupsi terakhir pada pukul 08.59 WIB juga mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak gunung.
Saat laporan dibuat, erupsi masih berlangsung. Hal ini menandakan pentingnya monitoring berkelanjutan untuk mengantisipasi perkembangan lebih lanjut.
Status Waspada dan Rekomendasi PVMBG
Gunung Semeru saat ini masih berstatus Waspada. PVMBG mengeluarkan beberapa rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat sekitar. Zona bahaya utama difokuskan pada sektor tenggara.
Aktivitas di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi) dilarang sama sekali.
Di luar zona tersebut, masyarakat juga diminta menjauhi aliran sungai hingga 500 meter dari tepi sungai. Hal ini untuk menghindari potensi perluasan awan panas dan aliran lahar.
Radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru juga dinyatakan sebagai zona bahaya karena potensi lontaran batu pijar.
Pentingnya Kesiapsiagaan Masyarakat
Selain rekomendasi PVMBG, masyarakat di sekitar Gunung Semeru juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya lainnya. Awan panas, guguran lava, dan lahar hujan tetap menjadi ancaman serius.
Sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru, termasuk Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, berpotensi dilanda aliran lahar.
Sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan juga perlu diwaspadai.
Masyarakat harus mengikuti arahan dan informasi resmi dari pihak berwenang untuk memastikan keselamatan diri.
Kesiapsiagaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG sangat krusial untuk meminimalisir risiko kerugian dan korban jiwa.
Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kewaspadaan kita terhadap potensi bencana alam.