IHSG Naik Tajam: Tarif Jadi Senjata Negosiasi, Pasar Optimis

Playmaker

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawali perdagangan Rabu dengan tren positif. Penguatan ini didorong oleh sentimen positif dari pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyebut kebijakan tarif sebagai alat negosiasi. Hal ini mengurangi kekhawatiran pelaku pasar terkait perang dagang.

IHSG dibuka pada level 7.083,24, naik 38,42 poin atau 0,55 persen. Indeks LQ45, yang melacak 45 saham unggulan, juga ikut menguat, mencapai 800,78 atau naik 5,86 poin (0,74 persen).

Sentimen Positif dari Pernyataan Trump dan Valuasi IHSG yang Menarik

Menurut pengamat pasar modal Panin Sekuritas, Reydi Octa, penguatan IHSG disebabkan oleh meredanya tensi perdagangan internasional. Pernyataan Trump tentang tarif sebagai alat negosiasi dinilai sebagai katalis positif.

Selain itu, valuasi IHSG yang masih relatif atraktif dibandingkan dengan pasar saham negara lain turut menarik minat investor. Kondisi ini menciptakan optimisme di pasar saham domestik.

Dampak Kebijakan Tarif AS dan Respon Pasar Global

Di pasar internasional, S&P merilis 26 aksi peringkat negatif terkait kebijakan tarif Trump. Ini meliputi delapan penurunan peringkat, lima peringkat negatif, dan 13 revisi prospek.

Meskipun demikian, investor tampaknya telah memperhitungkan (priced in) berita tersebut, sehingga dampaknya terhadap pasar relatif terbatas. Kondisi ini menunjukan ketahanan pasar terhadap sentimen negatif.

Di sisi lain, perkembangan geopolitik lainnya juga memengaruhi pasar. Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina belum menunjukkan kemajuan signifikan. Iran juga bersiap menolak proposal AS terkait sengketa nuklir.

Kebakaran hutan di Alberta, Kanada, yang mengganggu produksi minyak, serta keputusan OPEC+ untuk mempertahankan kenaikan produksi pada Juli mendatang, juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.

Antisipasi Data Ekonomi dan Kebijakan Moneter Global

Pelaku pasar di AS menantikan komentar pejabat The Fed dan data ISM Service PMI Mei 2025. Data inflasi di Eropa yang lebih rendah dari ekspektasi (1,9 persen pada Mei 2025, di bawah target ECB 2 persen) juga menjadi sorotan.

Data inflasi rendah di Eropa mengindikasikan lemahnya daya beli konsumen. Kondisi ini berpotensi mendorong European Central Bank (ECB) untuk kembali memangkas suku bunga.

Di Asia, indeks harga konsumen Korea Selatan turun 0,1 persen (mtm) dan melambat 1,9 persen (yoy). Angka ini merupakan yang terendah sejak Desember 2024 dan di bawah ekspektasi. Bank of Korea telah merespon dengan memangkas suku bunga empat kali tahun ini.

Tensi perdagangan juga tetap menjadi perhatian, terutama terkait keluhan pemain otomotif Jerman terhadap kebijakan kontrol ketat China atas mineral langka. Keluhan serupa juga telah disampaikan oleh bisnis otomotif AS dan India.

Paket Stimulus Ekonomi Indonesia dan Pergerakan Bursa Saham Internasional

Di Indonesia, pasar menantikan peluncuran paket stimulus ekonomi pemerintah mulai 5 Juni 2025. Paket ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

Program stimulus meliputi subsidi upah untuk pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta dan guru honorer, diskon transportasi umum, tambahan bantuan sosial, dan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).

Bursa Wall Street ditutup menguat pada Selasa (3/6), didorong oleh kenaikan saham Nvidia. Indeks S&P 500 naik 0,58 persen, Nasdaq Composite menguat 0,80 persen, dan Dow Jones Industrial Average naik 0,06 persen.

Bursa saham Eropa juga ditutup menguat, didorong oleh data inflasi Euro Area yang di bawah estimasi. Euro Stoxx 50 naik 0,34 persen, FTSE 100 naik 0,15 persen, DAX naik 0,67 persen, dan CAC 40 naik 0,34 persen.

Di Asia, indeks Nikkei menguat 0,32 persen, Shanghai naik 0,32 persen, Hang Seng menguat 0,64 persen, sementara Strait Times melemah 0,22 persen.

Secara keseluruhan, IHSG menunjukkan kinerja positif di tengah berbagai dinamika global dan domestik. Pernyataan Trump, valuasi IHSG yang menarik, serta antisipasi paket stimulus ekonomi Indonesia menjadi faktor pendorong utama. Namun, perlu diwaspadai pula berbagai sentimen negatif global yang masih berpotensi mempengaruhi pasar.

Popular Post

Eksbis

Bantuan Beras 10 Kg: Mentan Pastikan Petani Terlindungi

Pemerintah akan menyalurkan bantuan pangan beras 10 kilogram kepada masyarakat selama dua bulan, Juni dan Juli. Total beras yang disalurkan ...

Berita

Indonesia-Bangladesh: Kerja Sama Ekonomi, Energi & Pertahanan Terkuat

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Arrmanatha Christiawan Nasir, baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke Bangladesh. Kunjungan tersebut bertujuan untuk ...

Gaya Hidup

AI: Revolusi Bisnis, Ancaman Pekerjaan atau Peluang Baru?

Kecerdasan buatan (AI) tengah menjadi sorotan, tak hanya di perusahaan besar, namun juga usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. ...

Gaya Hidup

Kebudayaan Indonesia: Kolaborasi Majukan Warisan Bangsa Kita Bersama

Pemajuan kebudayaan di Indonesia menjadi fokus utama pemerintah. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, namun juga pemerintah daerah dan seluruh ...

Eksbis

Bank Indonesia Kepri Gerebek Uang Palsu: 1.045 Lembar Disita!

Kepulauan Riau (Kepri) tengah berjuang melawan peredaran uang palsu. Bank Indonesia (BI) Kepri mencatat angka yang cukup signifikan dalam beberapa ...

Eksbis

Fintech Lending Subur: Pembiayaan Produktif Tembus Rp28,63 Triliun

Industri pinjaman online (pinjol) atau fintech lending di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat perkembangan ...