Indonesia Open 2025 telah menyaksikan tersingkirnya dua tunggal putra Indonesia, Alwi Farhan dan Jonatan Christie, di babak 16 besar. Keduanya harus mengakui keunggulan lawan masing-masing setelah bertarung sengit. Kegagalan ini meninggalkan Indonesia tanpa wakil di perempat final tunggal putra pada turnamen bergengsi tersebut.
Kekalahan ini menjadi pukulan bagi harapan Indonesia untuk meraih prestasi tinggi di Indonesia Open tahun ini. Baik Alwi maupun Jonatan merupakan pemain berpotensi, namun mereka masih perlu meningkatkan performa untuk menghadapi kompetisi di level internasional.
Alwi Farhan Tersandung di Gim Ketiga
Alwi Farhan, tunggal putra kelahiran 12 Mei 2005, harus mengakui kekalahan dari Anders Antonsen dari Denmark dengan skor 16-21, 21-18, 14-21. Pertandingan berlangsung selama 1 jam 17 menit di Istora Senayan, Jakarta.
Alwi mengaku lengah di awal gim ketiga. Ia tertinggal jauh dan kesulitan mengejar ketertinggalan tersebut. Tekanan dari Antonsen membuatnya tak mampu membalikkan keadaan.
“Pada laga ini saya memulai laga dengan tempo lambat di gim ketiga. Saat sudah tertinggal jauh, saya sulit untuk keluar dari tekanan dan pengin menyusul perbedaan poinnya cukup jauh,” ungkap Alwi dalam rilis PBSI.
Ia mengakui pertandingan tersebut tidak mudah. Tempo pertandingan yang tinggi menjadi tantangan tersendiri baginya.
“Saya menjalani laga yang tidak mudah, tempo pertandingan sangat tinggi dan mungkin saya harus bisa memperbaiki kekurangan saya ke depannya,” tambah Alwi.
Pekerjaan Rumah Alwi Farhan Menuju Turnamen Berikutnya
Meskipun mengalami kekalahan, Alwi Farhan bertekad untuk bangkit di turnamen berikutnya.
Ia menyadari masih banyak hal yang perlu diperbaiki dalam persiapannya.
“Saya masih memiliki banyak pekerjaan rumah. Saya mencoba menikmati setiap prosesnya dan mencoba bangkit lebih kuat lagi ke depannya,” tegasnya.
Alwi, juara Indonesia Masters 2024 Super 100 di Surabaya, berharap persiapannya untuk turnamen selanjutnya akan lebih maksimal.
Targetnya adalah meraih hasil terbaik. Ia akan fokus memperbaiki kekurangan yang telah teridentifikasi.
Jonatan Christie Terkendala Angin di Lapangan
Jonatan Christie, tunggal putra peringkat lima dunia, juga mengalami nasib serupa. Ia kalah dari Lee Cheuk Yiu dari Hong Kong dengan skor 21-12, 12-21, 10-21 dalam waktu 58 menit.
Jonatan mengaku terkendala oleh angin di lapangan. Kondisi ini mempengaruhi permainannya, terutama di gim kedua dan ketiga.
“Pada laga ini di gim pertama bermain lebih baik. Perubahan terjadi di gim kedua dan ketiga karena kondisi angin dan juga pola permainan dari saya kemudian memengaruhi hasil pertandingan tadi,” jelas Jonatan.
Ia kesulitan beradaptasi dengan kecepatan shuttlecock yang berubah karena angin.
Di gim ketiga, ia tertinggal cukup jauh sejak awal dan tidak mampu membalikkan keadaan.
“Laju shuttlecock menjadi cepat di lapangan dua ketimbang satu dan tiga karena adanya hembusan angin. Saya mencoba mengambil gim ketiga di laga ini, tapi lawan berinisiatif menyerang sejak awal sehingga tertinggal dengan skor cukup jauh,” tambah Jonatan.
Kegagalan Alwi dan Jonatan di Indonesia Open 2025 menjadi catatan penting bagi perkembangan tunggal putra Indonesia. Perlu evaluasi menyeluruh untuk memperbaiki strategi, pelatihan, dan adaptasi pemain terhadap berbagai kondisi lapangan. Harapannya, para pemain muda Indonesia dapat belajar dari pengalaman ini dan menunjukkan performa yang lebih baik di turnamen mendatang.