Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, yang juga menjabat sebagai Amirul Hajj, telah resmi melepas kloter pertama jemaah haji Indonesia untuk kembali ke Tanah Air pada Selasa, 10 Juni 2025. Ini menandai dimulainya fase pemulangan setelah seluruh rangkaian ibadah puncak haji, termasuk di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), berjalan lancar.
Menag Nasaruddin Umar menyampaikan rasa syukur atas kelancaran seluruh tahapan ibadah puncak haji 1446 H/2025 M. Ia menekankan bahwa semua jemaah haji Indonesia telah melaksanakan wukuf di Arafah, termasuk 477 jemaah lansia, berisiko tinggi (risti), dan penyandang disabilitas yang mengikuti program Safari Wukuf. Jemaah yang sakit parah atau wafat juga telah dibadalhajikan.
Rangkaian Puncak Haji dan Penanganan Jemaah
Setelah wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah, jemaah melanjutkan ke Muzdalifah untuk mabit (menginap). Namun, ada perbedaan metode mabit. Sebagian jemaah, terutama lansia, risti, obesitas, dan penyandang disabilitas beserta pendampingnya, menggunakan metode murur (melintas Muzdalifah tanpa turun dari bus) langsung menuju Mina.
Sementara itu, jemaah lainnya turun di Muzdalifah untuk mabit sebelum ke Mina pada 10 Zulhijah. Di Mina, jemaah melaksanakan mabit dan melontar jumrah. Jemaah yang memilih Nafar Awal kembali ke Makkah pada 12 Zulhijah, sedangkan Nafar Tsani kembali pada 13 Zulhijah. Setelah beristirahat, semua jemaah menyelesaikan ibadah haji dengan tawaf Ifadah di Masjidil Haram.
Tantangan dan Perbaikan
Meskipun secara umum penyelenggaraan haji berjalan lancar, Menag menyampaikan permohonan maaf atas beberapa kendala. Beberapa jemaah mengalami kendala penempatan hotel di Makkah dan penempatan tenda di Arafah. Kemacetan luar biasa di Muzdalifah juga menyebabkan keterlambatan penjemputan, hingga proses evakuasi baru selesai pukul 09.40 Waktu Arab Saudi (terlambat 40 menit).
Namun, Menag menegaskan bahwa kemacetan ini bukan hanya dialami jemaah Indonesia, tetapi juga negara lain yang melewati jalur yang sama. Ia mengapresiasi pernyataan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi dan Wakil Gubernur Makkah yang menyatakan bahwa penyelenggaraan haji tahun ini lebih baik berkat perbaikan infrastruktur, ketersediaan air, dan fasilitas kesehatan. Angka kematian jemaah haji Indonesia juga lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Apresiasi dan Refleksi
Suksesnya penyelenggaraan haji tahun ini tidak terlepas dari kerja keras berbagai pihak, termasuk petugas haji Indonesia dan otoritas Arab Saudi. Keberhasilan ini juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam manajemen dan logistik penyelenggaraan ibadah haji. Perbaikan infrastruktur dan pelayanan kesehatan sangat membantu kelancaran ibadah.
Namun, beberapa kendala yang masih terjadi perlu menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang. Sistem manajemen transportasi dan penginapan perlu diperbaiki agar kejadian seperti keterlambatan dan pemisahan tempat tinggal jemaah dapat diminimalisir. Koordinasi yang lebih intensif antar berbagai pihak juga penting untuk memastikan kelancaran proses pemulangan jemaah.
Kesimpulan
Pemulangan kloter pertama jemaah haji menandai berakhirnya rangkaian ibadah haji tahun ini. Secara keseluruhan, ibadah haji berjalan lancar dan sukses. Meskipun terdapat beberapa kendala, hal ini tidak mengurangi kekhusyukan dan keberkahan ibadah para jemaah. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan tetap diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan haji di tahun-tahun mendatang.
Semoga jemaah haji Indonesia kembali ke Tanah Air dengan selamat dan membawa kenangan indah serta keberkahan dari ibadah haji yang telah dijalani. Semoga pengalaman ini dapat menjadi bekal untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan penuh keberkahan.
Editor: Gita Esa Hafitri