Petarung UFC Kayla Harrison, peraih dua medali emas Olimpiade Judo, bersiap menghadapi tantangan besar dalam karier MMA-nya. Ia akan memperebutkan gelar juara kelas bantam wanita UFC melawan Julianna Pena pada UFC 316 di Newark, New Jersey, 7 Juni mendatang. Namun, perjalanan menuju perebutan gelar ini diwarnai oleh tuduhan penggunaan steroid dari lawannya yang terus berulang.
Harrison, dengan tenang, menanggapi serangan verbal Pena. Ia menganggap tuduhan tersebut sebagai refleksi rasa tidak aman lawannya, bukan serangan pribadi.
Tuduhan Steroid: Sebuah Taktik Intimidasi?
Julianna Pena secara konsisten menuduh Kayla Harrison menggunakan steroid. Tuduhan ini dilontarkan Pena melalui berbagai media, termasuk konferensi pers.
Harrison, yang memiliki rekam jejak penggunaan obat-obatan terlarang yang bersih, menanggapi tuduhan tersebut dengan santai. Ia berpendapat bahwa tuduhan tersebut merupakan bagian dari strategi Pena untuk mengganggu mentalnya.
Ia bahkan tertawa mendengar tuduhan tersebut, mengingat jumlah tes doping yang telah dijalaninya selama kariernya, jauh lebih banyak daripada kebanyakan atlet UFC lainnya. Hal ini dimulai sejak ia masih remaja dan berada di jajaran atlet Judo nasional.
Rekam Jejak Tes Doping yang Bersih
Harrison menegaskan dirinya tidak pernah menggunakan steroid. Ia menjalani tes doping pertamanya sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Sebagai atlet Judo peringkat lima besar nasional, Harrison telah terbiasa dengan prosedur tes doping yang ketat. Riwayat tes doping yang bersih ini menjadi bantahan kuat terhadap tuduhan Pena.
Menjelang Pertarungan UFC 316: Mimpi Juara
Setelah sukses besar di Professional Fighters League (PFL), Harrison melangkah ke UFC dengan kemenangan impresif atas mantan juara UFC Holly Holm di UFC 300.
Kini, ia berambisi untuk meraih gelar juara UFC pertamanya. Harrison mengaku kerap membayangkan momen kemenangan ini dan sangat menantikan pertarungan di oktagon.
Di sisi lain, Julianna Pena, pemegang gelar juara kelas bantam wanita UFC, meraih sabuk emasnya setelah mengalahkan Amanda Nunes di UFC 269 pada Desember 2021. Pertarungan ini diprediksi akan menjadi pertarungan yang sengit dan menegangkan.
Pena, yang dikenal dengan julukan “The Venezuelan Vixen,” akan berusaha mempertahankan gelarnya melawan tantangan besar dari Harrison. Pertarungan ini akan menjadi ujian sesungguhnya bagi kedua petarung, menguji kemampuan dan mentalitas mereka di atas oktagon.
Pertarungan antara Harrison dan Pena di UFC 316 bukan hanya sekadar perebutan gelar juara. Ini adalah pertarungan yang penuh intrik, diwarnai tuduhan dan serangan verbal. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang, hanya waktu yang akan menjawabnya. Namun, satu hal yang pasti: kita akan menyaksikan pertarungan yang menegangkan dan penuh drama di atas oktagon.