Sosialisasi kearifan lokal Provinsi Riau sukses digelar Sabtu lalu di Rumah Yatim Pekanbaru. Acara ini diinisiasi untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat, terutama generasi muda, terhadap nilai-nilai dan tradisi lokal yang kian tergerus oleh globalisasi.
Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Riau (UMRI) sebagai penanggung jawab. Lamhot Gabriel Nainggolan memimpin tim yang terdiri dari Swity Retina Harsal, Rabbi Fernanda, Rimba Alpahrd, Salsa Ananda Erina, Sania Rifqa, Akbar Maulana, dan Raufa Aisyah Putri. Mereka berbagi pengetahuan kearifan lokal kepada anak-anak yatim yang tinggal di panti tersebut.
Salah satu fokus sosialisasi adalah Mie Sagu, makanan khas Riau. Mahasiswa tidak hanya menjelaskan sejarah dan proses pembuatannya, tetapi juga menekankan pentingnya mengetahui dan melestarikan kuliner tradisional ini sebagai bagian dari warisan budaya Riau. Mereka juga membahas pentingnya menjaga kearifan lokal dalam era digital dan globalisasi saat ini.
Pentingnya Melestarikan Kearifan Lokal Riau
Materi sosialisasi menekankan betapa pentingnya menjaga identitas budaya Riau. Melalui pemahaman dan penghargaan terhadap warisan budaya, generasi muda dapat mengembangkan rasa memiliki dan kebanggaan terhadap daerah asalnya. Hal ini sangat penting untuk memperkuat jati diri bangsa Indonesia yang beragam.
Selain Mie Sagu, sosialisasi juga mencakup aspek-aspek lain dari kearifan lokal Riau, seperti seni pertunjukan tradisional, adat istiadat, dan bahasa daerah. Penjelasan materi disampaikan secara interaktif agar mudah dipahami oleh anak-anak. Mereka juga diajak untuk berpartisipasi aktif dalam sesi diskusi.
Praktik Pembuatan Mie Sagu
Sebagai bagian dari sosialisasi, para mahasiswa juga mendemonstrasikan proses pembuatan Mie Sagu secara langsung. Anak-anak berkesempatan untuk melihat bahan-bahan yang digunakan, cara pengolahannya, dan teknik pembuatannya. Hal ini diharapkan dapat menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap kuliner tradisional Riau.
Kegiatan praktik ini juga dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berkesan bagi anak-anak. Dengan melihat langsung proses pembuatannya, mereka dapat lebih memahami dan menghargai keterampilan dan kreativitas yang tertuang dalam kuliner tradisional tersebut. Ini juga menjadi kesempatan untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Aktifitas Berbagi dan Foto Bersama
Sebagai bentuk pengamalan nilai-nilai kearifan lokal, anak-anak yatim diajak untuk berbagi Mie Sagu yang telah dibuat bersama kepada masyarakat sekitar. Kegiatan ini mengajarkan nilai kepedulian sosial dan berbagi kepada sesama.
Acara diakhiri dengan foto bersama antara mahasiswa, anak-anak yatim, dan panitia. Momen ini menjadi kenangan berharga dan menunjukkan kesuksesan sosialisasi kearifan lokal Provinsi Riau.
Harapan dan Kesimpulan
Sosialisasi ini diharapkan dapat menanamkan kecintaan dan kepedulian terhadap kearifan lokal Riau sejak dini. Dengan demikian, generasi muda Riau dapat menjadi pelestari budaya dan mengembangkannya untuk masa depan. Kegiatan ini juga diharapkan dapat ditiru di daerah lain di Indonesia.
Inisiatif seperti ini sangat penting untuk menjaga kelangsungan budaya Indonesia. Dengan mengembangkan program-program yang menarik dan interaktif, kita dapat menumbuhkan apresiasi terhadap warisan budaya bangsa. Semoga acara ini menjadi inspirasi bagi kegiatan serupa di masa mendatang.
Editor: Bilhaqi Amjada A’raaf