Tren Strava Kulkas, atau Strava Fridge, sedang viral di TikTok. Tren ini memadukan aktivitas olahraga dari aplikasi Strava dengan adegan membuka kulkas di minimarket atau supermarket, menghasilkan video yang unik dan menghibur.
Memahami Tren Strava Kulkas
Strava, aplikasi pelacak aktivitas fisik, menjadi elemen kunci dalam tren ini. Pengguna merekam aktivitas olahraganya melalui aplikasi tersebut.
Video Strava Kulkas menampilkan rekaman aktivitas Strava yang dikombinasikan dengan aksi membuka kulkas. Ponsel yang merekam aktivitas Strava diletakkan di dalam kulkas.
Hasilnya, sebuah video unik tercipta, di mana aktivitas olahraga tampak seperti terekam dari dalam kulkas. Ini menciptakan efek yang lucu dan menarik perhatian pengguna TikTok.
Cara Membuat Video Strava Kulkas
Proses pembuatan video ini relatif sederhana. Langkah pertama adalah menempatkan ponsel Anda di dalam kulkas sambil merekam.
Selanjutnya, buka kulkas dan ambil minuman, seolah-olah Anda tidak menyadari ponsel yang merekam di dalamnya. Tutup kembali kulkas dan biarkan ponsel terus merekam.
Setelah beberapa saat, ambil ponsel dari kulkas. Kemudian, edit video menggunakan aplikasi seperti CapCut, tambahkan rekaman aktivitas Strava Anda, dan voila!
Gunakan template yang tersedia di CapCut untuk mempermudah proses editing. Pastikan Anda telah merekam aktivitas olahraga Anda melalui aplikasi Strava terlebih dahulu.
Respons Publik dan Kontroversi
Tren Strava Kulkas telah menerima beragam reaksi dari netizen. Banyak yang menganggapnya lucu dan kreatif.
Namun, ada juga kontroversi, terutama terkait konten serupa yang dibuat oleh karyawan minimarket. Beberapa konten serupa memicu kritik terkait etika dan profesionalisme.
Seorang kreator TikTok, @faizalAkew, bahkan harus memberikan klarifikasi terkait videonya yang melibatkan karyawan Alfamart. Hal ini menunjukkan pentingnya etika dalam menciptakan konten viral.
Tren ini menunjukkan bagaimana platform media sosial dapat menjadi lahan kreativitas sekaligus memicu diskusi tentang etika dan tanggung jawab digital. Kreativitas tetap penting, namun perlu diimbangi dengan kesadaran akan dampak konten yang dibuat.