Menjelang puncak ibadah haji yang mencakup Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah haji lansia di Makkah menunjukkan semangat luar biasa. Mereka aktif mengikuti senam rutin yang dirancang khusus untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik.
Program senam lansia ini merupakan inisiatif Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) untuk memastikan para lansia dapat menjalankan ibadah dengan aman, nyaman, dan lancar. Tujuan utamanya adalah membantu mereka meraih predikat haji mabrur.
Senam lansia bukan hanya sekadar aktivitas fisik. Program ini terbukti efektif meningkatkan kebugaran, sekaligus meningkatkan semangat dan rasa kebersamaan di antara jemaah. Hal ini sangat penting, terutama bagi lansia yang mungkin merasa lelah atau kurang bersemangat.
Salah satu kelompok yang konsisten berpartisipasi adalah jemaah haji kloter JKG 12 asal Bandar Lampung. Mereka menginap di hotel nomor 312 Syisyah, Makkah, dan selalu mengikuti senam dengan penuh antusiasme di koridor belakang hotel.
Lokasi senam dipilih di koridor belakang hotel, tepat di depan posko satelit kesehatan. Hal ini memudahkan akses jemaah lansia untuk mendapatkan perawatan medis jika diperlukan. Kedekatan dengan posko kesehatan ini menunjukkan komitmen PPIH terhadap keselamatan jemaah.
Kisah Jemaah Lansia: Fauzi dan Supriyati
Fauzi Nurdin (80 tahun), salah satu jemaah yang rajin mengikuti senam, selalu berusaha meniru seluruh gerakan instruktur. Meskipun tidak selalu sempurna, semangat dan senyumnya tak pernah pudar. Setelah senam, ia merasa lebih segar dan bugar.
Supriyati Sudarmi (62 tahun) juga merasakan manfaat positif senam lansia. Ia merasa lebih segar dan nyaman setelah mengikuti sesi latihan. Namun, ia mengalami sedikit kesulitan karena keterbatasan fisik akibat stroke yang dialaminya selama 10 tahun.
Meskipun tangan kirinya kurang berfungsi optimal, Supriyati tetap bersemangat mengikuti senam. Ia tetap aktif bergerak, hanya gerakan tepuk tangan yang sedikit sulit baginya. Ia menunjukkan semangat yang tinggi dalam menjalani ibadah haji.
Menjelang Armuzna, Supriyati telah mempersiapkan berbagai kebutuhan, seperti air minum, topi, payung, kacamata hitam, baju ganti, dan makanan ringan. Persiapan yang matang menunjukkan kesiapannya menghadapi puncak ibadah haji.
Peran Instruktur dan Petugas Kesehatan
Poppy Novitasari, instruktur senam lansia sekaligus Ketua Kloter JKG 12, menjelaskan alasan di balik program ini. Ia mengamati bahwa banyak jemaah lansia jarang meninggalkan kamar hotel, bahkan seringkali tidak menyalakan AC.
Awalnya, senam dilakukan di lobi hotel, namun karena terlalu ramai dan banyak asap rokok, Poppy memindahkan lokasi ke koridor belakang yang lebih tenang dan dekat dengan posko kesehatan. Senam diadakan mengikuti jadwal kunjungan dokter jaga di posko tersebut.
Gerakan senam dirancang khusus untuk mengatasi masalah kesehatan yang umum di kalangan lansia, seperti hipertensi dan osteoporosis. Poppy juga menambahkan senam Maumere untuk meningkatkan keceriaan dan semangat jemaah.
Poppy juga menekankan pentingnya menghindari aktivitas berat bagi jemaah lansia. Para jemaah lansia di kloternya hanya menjalankan umrah wajib di awal perjalanan haji.
Setelah senam, jemaah lansia langsung diperiksa kesehatannya di posko satelit kesehatan. Dokter Intan Kusuma Dewi menjelaskan bahwa pemeriksaan difokuskan pada kesiapan fisik jemaah untuk menghadapi Armuzna. Pemeriksaan ini penting untuk menentukan apakah jemaah membutuhkan bantuan khusus seperti murur (diperbolehkan meninggalkan sebagian rangkaian ibadah haji) atau tanazul (pengecualian pelaksanaan ibadah haji).
Dari 145 jemaah di kloter JKG 12, sebanyak 98 jemaah lansia diajukan untuk murur bersama pendampingnya. Program tanazul tidak lagi diterapkan karena berbagai pertimbangan keselamatan dan kenyamanan jemaah.
Kesimpulan
Inisiatif PPIH dalam menyelenggarakan senam rutin untuk jemaah haji lansia merupakan langkah yang sangat positif dan efektif. Program ini tidak hanya menjaga kebugaran fisik, tetapi juga meningkatkan semangat dan rasa kebersamaan di antara jemaah. Hal ini menunjukkan komitmen PPIH dalam memastikan kelancaran dan kenyamanan ibadah haji bagi seluruh jemaah, terutama lansia.
Dengan adanya dukungan dan perhatian dari PPIH, para jemaah lansia dapat menjalankan ibadah haji dengan lebih tenang dan bersemangat, sehingga harapan untuk meraih haji mabrur dapat terwujud.
Semoga kisah Fauzi dan Supriyati ini dapat menginspirasi banyak orang dan menjadi bukti nyata bahwa usia bukan penghalang untuk menjalankan ibadah dengan penuh semangat.