Tenanglah, suhu geopolitik di Timur Tengah mulai mereda. Wacana gencatan senjata antara Israel dan Iran, yang diusulkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, akhirnya membuahkan hasil.
Setelah serangan balasan Iran, Trump menyatakan perang akan berakhir. Berkat negosiasi alot Amerika Serikat dan Qatar, kedua negara sepakat untuk gencatan senjata.
Dampak Gencatan Senjata terhadap Ekonomi Amerika
Ironisnya, kabar baik ini berdampak negatif bagi ekonomi Amerika. Awalnya, ketegangan di Timur Tengah memberikan dampak positif bagi nilai tukar dolar AS.
Dolar AS sempat menguat setelah serangan AS ke situs nuklir Iran. Namun, setelah kesepakatan gencatan senjata, situasinya berbalik drastis.
Pelemahan Dolar AS dan Dampaknya pada Ekonomi Global
Dolar AS melemah terhadap rupiah. Pada pembukaan perdagangan Rabu (25/6/2025), dolar AS turun ke level Rp 16.200-an.
Bloomberg melaporkan penurunan signifikan sebesar 76,50 poin (0,47%) dari penutupan perdagangan sebelumnya, hingga menyentuh level Rp 16.277.
Ketegangan di Iran berdampak besar pada ekonomi global. Iran menguasai Selat Hormuz, jalur strategis distribusi energi dunia.
Selat Hormuz menjadi jalur utama 20% pasokan minyak dan gas alam global. Posisi strategis ini memberikan Iran kekuatan tawar menawar yang besar.
Dampak bagi Indonesia dan Strategi Pemerintah
Indonesia pun merasakan dampaknya. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan pemerintah akan menyusun strategi menghadapi gejolak harga minyak dan komoditas lainnya.
Bahlil berharap perang segera berakhir agar harga komoditas bisa stabil. Pemerintah berupaya meminimalisir dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia.
Fluktuasi besar terjadi di IHSG. Sepekan terakhir, IHSG turun hingga 4,61%, dan hari ini (Senin, 23/6/2025) turun 1,70% ke level 6.789,71.
Investor asing melakukan aksi jual bersih mencapai Rp 2,73 triliun pada Jumat (20/6/2025). Total investasi asing yang keluar dari Indonesia sepanjang 2025 mencapai Rp 53,12 triliun.
Kasus Asusila di Pangandaran dan Pergerakan Pasar Saham
Di Pangandaran, Jawa Barat, polisi menangkap pasangan suami istri yang melakukan siaran langsung asusila di media sosial. Motifnya ekonomi.
Pasangan tersebut, WJC (24) dan E (25), melakukan siaran langsung selama 3 jam setiap malam melalui situs Hot 55 dan Papaya. Mereka juga menawarkan layanan VCS.
Pasangan ini ditangkap di Kecamatan Sidamulih. Polisi menyelidiki pasal yang tepat untuk menjerat mereka dan berapa pendapatan yang mereka peroleh.
Program detikSore akan membahas strategi penyelamatan aset di pasar saham saat terjadi gejolak geopolitik. Pakar investasi, Firman Marihot, akan memberikan analisisnya di segmen Sunsetalk.
Saksikan detikSore setiap Senin-Jumat pukul 15.30-18.00 WIB di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan lewatkan analisis pergerakan pasar saham menjelang penutupan IHSG.
DetikSore menyajikan berita mendalam dan analisis terkini, tidak hanya sekadar berita permukaan.
Kesimpulannya, gencatan senjata di Timur Tengah membawa dampak yang kompleks, baik bagi perekonomian global maupun Indonesia. Penting bagi pemerintah untuk bersiap menghadapi berbagai kemungkinan dan merumuskan strategi yang tepat untuk melindungi perekonomian nasional.